SETELAH ngluncurin album perdana hampir lima tahun lalu, lalu cooling down, membuat nama Shakey nyaris hilang ditelan bumi. Di tengah himpitan dan derasnya industri musik Indonesia, band asal Jogja yang ngerintis karir dari jalur indie inipun muncul lagi ama bawa berbekal album baru, sebelas track.
Shakey yang kini dimotori Aldino (vokal), Iwank Aji Mantra (gitar), Dhion (kibor & piano), Taufik Fadliansyah (bass) ama Irwan Sakti Setiawan (drum) ini nongol lagi sekalian nyoba warna musik yang agak beda, ya lebih nonjolin harmonisasi vocal ama progress nada. “Beda ama album perdana kami, di album ini, Shakey lebih mempertegas karakter ama ciri khas musikalitas kami, yang biasa kami sebut Wide Pop,” tegas sang vokalis yang akrab dipanggil Dino.
Band yang gede dari kompilasi milik Sony Music, Indie Ten 2 tahun 2001 silam ini udah scheduling edar album kedua akhir bulan ini. Mereka juga udah ngrencanain launching di lima kota di Indonesia, Jogja, Jakarta, Bandung, Potianak dan Lampung. Untuk Jogja launching akan dilaksanakan bulan ini.
Di album bertajuk S’panjang Jalan ini, Shakey ngegandeng label baru, Armas Production ama Freeze Music Entertainment. Menurut para personel Shakey, mereka mau ngejalin kerjasama ama Armas dan Freeze karena punya kesamaan visi dan misi.
Menariknya, hits single S’panjang Jalan mereka itu dah direspon luar biasa oleh pecinta musik. Bahkan kalau mau tu, hingga sekarang tercatat udah tembus angka 10.000 downloaders. Sebelumnya, pihak label udah berupaya ngegandeng 450 radio di seluruh Indonesia biar mereka ngenalin tembang itu. Di samping itu, setelah dirilis (Mei 2009), beberapa daerah mesen ribuan kopi.
Di album ini, Shakey juga ngegandeng salah satu musisi jazz, Fabion Haryo Aji untuk ngisi saxophone di single Tell Me When It Rains. “Selain itu, kami juga ngajak teman kami, seorang sinden untuk kolaborasi di lagu Kembali ke Jogja,” ujar Opick, bassis dan penggagas nama Shakey.
Sedang tema-tema yang ada di lirik lagunya banyak cerita soal cinta, konflik pasangan kekasih, ama perjuangan Shakey selama ini. “Intinya sih kita lebih nekani makna cinta yang universal, yang nggak hanya nglibatin dua manusia aja,” jelas Dino yang juga jadi songwriter beberapa artis papan atas, macam Dirly Idol, Rio Febrian ampe Rossa.
Band yang berdiri sejak 5 Maret 2000 ini, sebenarnya cukup produktif menghasilkan karya, namun karena masih belum nemukan sandaran tepat untuk kerjasama, mereka pun hanya berhenti di kalangan internal band aja. “Sejak tahun 2001 lalu ampe sekarang, hampir tiap bulan kami bisa ngasilin antara satu hingga dua karya,” ujar Dhion cowok kelahiran Tarakan ini bangga. (why)
Shakey yang kini dimotori Aldino (vokal), Iwank Aji Mantra (gitar), Dhion (kibor & piano), Taufik Fadliansyah (bass) ama Irwan Sakti Setiawan (drum) ini nongol lagi sekalian nyoba warna musik yang agak beda, ya lebih nonjolin harmonisasi vocal ama progress nada. “Beda ama album perdana kami, di album ini, Shakey lebih mempertegas karakter ama ciri khas musikalitas kami, yang biasa kami sebut Wide Pop,” tegas sang vokalis yang akrab dipanggil Dino.
Band yang gede dari kompilasi milik Sony Music, Indie Ten 2 tahun 2001 silam ini udah scheduling edar album kedua akhir bulan ini. Mereka juga udah ngrencanain launching di lima kota di Indonesia, Jogja, Jakarta, Bandung, Potianak dan Lampung. Untuk Jogja launching akan dilaksanakan bulan ini.
Di album bertajuk S’panjang Jalan ini, Shakey ngegandeng label baru, Armas Production ama Freeze Music Entertainment. Menurut para personel Shakey, mereka mau ngejalin kerjasama ama Armas dan Freeze karena punya kesamaan visi dan misi.
Menariknya, hits single S’panjang Jalan mereka itu dah direspon luar biasa oleh pecinta musik. Bahkan kalau mau tu, hingga sekarang tercatat udah tembus angka 10.000 downloaders. Sebelumnya, pihak label udah berupaya ngegandeng 450 radio di seluruh Indonesia biar mereka ngenalin tembang itu. Di samping itu, setelah dirilis (Mei 2009), beberapa daerah mesen ribuan kopi.
Di album ini, Shakey juga ngegandeng salah satu musisi jazz, Fabion Haryo Aji untuk ngisi saxophone di single Tell Me When It Rains. “Selain itu, kami juga ngajak teman kami, seorang sinden untuk kolaborasi di lagu Kembali ke Jogja,” ujar Opick, bassis dan penggagas nama Shakey.
Sedang tema-tema yang ada di lirik lagunya banyak cerita soal cinta, konflik pasangan kekasih, ama perjuangan Shakey selama ini. “Intinya sih kita lebih nekani makna cinta yang universal, yang nggak hanya nglibatin dua manusia aja,” jelas Dino yang juga jadi songwriter beberapa artis papan atas, macam Dirly Idol, Rio Febrian ampe Rossa.
Band yang berdiri sejak 5 Maret 2000 ini, sebenarnya cukup produktif menghasilkan karya, namun karena masih belum nemukan sandaran tepat untuk kerjasama, mereka pun hanya berhenti di kalangan internal band aja. “Sejak tahun 2001 lalu ampe sekarang, hampir tiap bulan kami bisa ngasilin antara satu hingga dua karya,” ujar Dhion cowok kelahiran Tarakan ini bangga. (why)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar