Karawitan Stembayo
(Selasa, 21 April 2009)
JOGJA emang kota yang kental dengan budaya Jawa, maka udah tugas kita anak-anak muda buat ikut melestarikannya man! Dan cara untuk melestarikan warisan kakek nenek kita itu macem-macem bentuknya bos! Seperti dilakoni temen-temen kita di SMK Negeri 2 Depok atau yang lebih terkenal dengan sebutan Stembayo melalui ekskulnya, OSEKA (Organisasi Seni Karawitan).
Peminat ekskul ini lumayan mbludak lho! “Motivasi aku ikut Oseka karena pengen mendalami dan melestarikan budaya. Sebelumnya aku nggak bisa main karawitan sama sekali, tapi karena penasaran akhirnya berani buat nyoba aja,” tutur Ibnul Fadli, koordinator Oseka yang kini duduk di kelas XI Elektro.
Eh tapi bukannya karawitan itu agak ribet ya cara mainnya? Alat musiknya aja banyak banget, ada bonang, saron, demung, peking, gender, gong, kendang, dan masih banyak lagi. Fiuh..banyak buanget….
“Jangan putus asa! Kesulitannya kerasa banget karena instrumen karawitan itu emang buanyak. Selain itu, tiap instrumen beda cara mainnya, tapi emang kudu telaten dan tetep semangat,” aku Edwin Wibisana yang biasanya megang gambang.
Robertus Bayu punya alasan sendiri mengapa dia tertarik gabung Oseka. “Dulu di SMP Negeri 1 Kalasan aku udah ikut ekskul karawitan dan sering dapet juara. Makanya sekarang lanjut lagi di Oseka biar lebih jago!” katanya bersemangat.
Cowok yang kepincut karawitan gara-gara sering liat ayahnya main karawitan di rumah ini juga punya pengalaman seru pas manggung. “Dulu pas SMP instrumennya terbuat dari besi, pas pertama kali manggung, ternyata sama panitia disediain alat yang bahannya dari perunggu. Karena perunggu lebih berat dari besi, jadi mukulnya bikin lemes, hehehe..” ungkap cowok yang akrab disapa Bayu ini.
Oseka ini emang popular banget di Stembayo karena mereka punya segudang prestasi. Tahun 2008 lalu mereka juara satu lomba karawitan se-Kabupaten Sleman. Oseka juga rajin ambil bagian di Festival Gamelan Gaul yang tiap tahun diadain Komunitas Gayam 16. ‘’Acara itu selalu menarik perhatian, karena para penggemar karawitan dari seluruh penjuru tanah air. Bahkan nggak jarang ada temen-temen dari Jepang, Korea, dan Kanada yang ikut partisipasi dan satu panggung sama temen-temen OSEKA lho!’’
Selain rajin nongol di lomba dan festival, temen-temen Oseka juga punya program kerja tahunan, yaitu bikin pagelaran perdana dan pagelaran tunggal. Pagelaran tunggal termasuk acara yang selalu dinanti para penggemar karawitan di Jogja. Pagelaran ini digelar untuk umum dan selalu penuh sesak oleh pengunjung tiap tahunnya. Belum lagi job-job ngisi acara di berbagai tempat. Terakhir, mereka ngisi acara Summer Course 2008 yang diadain Fakultas Kedokteran UGM. Wuihh dahsyat banget kan jam terbang mereka!
Biar nggak boring, mereka selalu punya akal buat nge-mix performa musikalisasi. Oseka sering kolaborasi ama tim Unstrat (Unit Sastra dan Teater) dan pernah juga sama temen-temen band Stembayo. “Sebenernya Oseka ama Unstrat itu tergabung jadi satu di bagian PAKS (Persepsi Apresiasi Kreasi Seni), jadi kita sering kolaborasi main teater diiringi karawitan,” ungkap Revi Yanuarti, siswa kelas XII Akuntansi yang ikut Unstrat.
Ekskul yang dibina Bu Endang Setyo Wulandari, dan dilatih Pak Sutriswaya ini diadain seminggu tiga kali, Selasa, Rabu, dan Jumat. Tapi karena akhir-akhir ini ada beberapa lomba yang kudu mereka ikuti, porsi latihan pun ditambahkan hari Minggu. Wihh.. semangat yah temen-temen, moga-moga menang lagi! (arm/gun)
JOGJA emang kota yang kental dengan budaya Jawa, maka udah tugas kita anak-anak muda buat ikut melestarikannya man! Dan cara untuk melestarikan warisan kakek nenek kita itu macem-macem bentuknya bos! Seperti dilakoni temen-temen kita di SMK Negeri 2 Depok atau yang lebih terkenal dengan sebutan Stembayo melalui ekskulnya, OSEKA (Organisasi Seni Karawitan).
Peminat ekskul ini lumayan mbludak lho! “Motivasi aku ikut Oseka karena pengen mendalami dan melestarikan budaya. Sebelumnya aku nggak bisa main karawitan sama sekali, tapi karena penasaran akhirnya berani buat nyoba aja,” tutur Ibnul Fadli, koordinator Oseka yang kini duduk di kelas XI Elektro.
Eh tapi bukannya karawitan itu agak ribet ya cara mainnya? Alat musiknya aja banyak banget, ada bonang, saron, demung, peking, gender, gong, kendang, dan masih banyak lagi. Fiuh..banyak buanget….
“Jangan putus asa! Kesulitannya kerasa banget karena instrumen karawitan itu emang buanyak. Selain itu, tiap instrumen beda cara mainnya, tapi emang kudu telaten dan tetep semangat,” aku Edwin Wibisana yang biasanya megang gambang.
Robertus Bayu punya alasan sendiri mengapa dia tertarik gabung Oseka. “Dulu di SMP Negeri 1 Kalasan aku udah ikut ekskul karawitan dan sering dapet juara. Makanya sekarang lanjut lagi di Oseka biar lebih jago!” katanya bersemangat.
Cowok yang kepincut karawitan gara-gara sering liat ayahnya main karawitan di rumah ini juga punya pengalaman seru pas manggung. “Dulu pas SMP instrumennya terbuat dari besi, pas pertama kali manggung, ternyata sama panitia disediain alat yang bahannya dari perunggu. Karena perunggu lebih berat dari besi, jadi mukulnya bikin lemes, hehehe..” ungkap cowok yang akrab disapa Bayu ini.
Oseka ini emang popular banget di Stembayo karena mereka punya segudang prestasi. Tahun 2008 lalu mereka juara satu lomba karawitan se-Kabupaten Sleman. Oseka juga rajin ambil bagian di Festival Gamelan Gaul yang tiap tahun diadain Komunitas Gayam 16. ‘’Acara itu selalu menarik perhatian, karena para penggemar karawitan dari seluruh penjuru tanah air. Bahkan nggak jarang ada temen-temen dari Jepang, Korea, dan Kanada yang ikut partisipasi dan satu panggung sama temen-temen OSEKA lho!’’
Selain rajin nongol di lomba dan festival, temen-temen Oseka juga punya program kerja tahunan, yaitu bikin pagelaran perdana dan pagelaran tunggal. Pagelaran tunggal termasuk acara yang selalu dinanti para penggemar karawitan di Jogja. Pagelaran ini digelar untuk umum dan selalu penuh sesak oleh pengunjung tiap tahunnya. Belum lagi job-job ngisi acara di berbagai tempat. Terakhir, mereka ngisi acara Summer Course 2008 yang diadain Fakultas Kedokteran UGM. Wuihh dahsyat banget kan jam terbang mereka!
Biar nggak boring, mereka selalu punya akal buat nge-mix performa musikalisasi. Oseka sering kolaborasi ama tim Unstrat (Unit Sastra dan Teater) dan pernah juga sama temen-temen band Stembayo. “Sebenernya Oseka ama Unstrat itu tergabung jadi satu di bagian PAKS (Persepsi Apresiasi Kreasi Seni), jadi kita sering kolaborasi main teater diiringi karawitan,” ungkap Revi Yanuarti, siswa kelas XII Akuntansi yang ikut Unstrat.
Ekskul yang dibina Bu Endang Setyo Wulandari, dan dilatih Pak Sutriswaya ini diadain seminggu tiga kali, Selasa, Rabu, dan Jumat. Tapi karena akhir-akhir ini ada beberapa lomba yang kudu mereka ikuti, porsi latihan pun ditambahkan hari Minggu. Wihh.. semangat yah temen-temen, moga-moga menang lagi! (arm/gun)
Plastic Funtastic
(Selasa, 21 April 2009)
SEBENERNYA banyak komunitas di Jogja yang ngumpul nggak sekadar have fun lho. Tapi ada juga yang sengaja ngumpul untuk saling tukar ilmu. Salah satunya yaitu komunitas Plastic Funtastic.
Komunitas ini anggotanya para pecinta kamera mainan ato yang lebih keren disebut Toy Cam. Jadi jangan remehkan yang namanya kamera mainan ato Toy Cam, karena meski bahan dasarnya cuman plastic, namun hasil jepretan kamera ini dahsyat juga lho. ‘’Komunitas ini kami namakan Plastic Funtastic karena yang kita pake emang kamera plastik,’’ ujar mahasiswa Filsafat UGM, Hafidz Maulana.
Menurut dia, awal berdiri namanya bukan Plastic Funtastic. Namun karena ada perbedaan visi, misi dan lain-lain terpaksa dibikin komunitas baru. ‘’Yang lebih sistematis dan jelas,” ujar Hafidz.
Selain itu mereka juga pengen lebih mandiri, maksudnya supaya bisa berdiri sendiri en bisa bebas berkreasi. Menurut Hafidz, Plastic Funtastic berdiri sekitar bulan Januari 2009.. so usianya masih seumur jagung, tapi yang gabung di komunitas ini udah banyak lho.
Kalo gabung di Plastic Funtastic, mereka nggak lagi sekadar motret ato setidaknya nggak asal motret. Jadi harus punya tanggungjawab atas foto yang diambil, take a picture. ‘’Artinya supaya mereka punya konsep dan tujuan jelas. Soalnya kita pake roll film dan sekarang harganya mahal, trus susah juga kalo nyarinya,’’katanya.
Intinya sih, supaya ngirit gitu loh. Nah itu yang kemudian membuat plastic fantastic nggak sekadar komunitas have fun aja, tapi mereka juga belajar bertanggungjawab, dan bisa sharing ama temen, keren khan guys?
“Pake kamera mainan yang masih pake roll film itu bagi kami lebih punya arti dan kesan tersendiri lho. Apalagi kalo motret trus liat hasilnya. Beuhhh keren banget coy! Trus kalo kalian semua mau gabung, masuk aja ke forum kita, di Plastic Funtastic Yogyakarta (Facebook), dan jangan lupa di add ya,” ujar Latan’ Rizky, Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM yang juga aktif di komunitas.
Menurut dia, gabung di Plastic Funtastic bakal asyik dan nggak ngebosenin. ‘’Bisa dapet banyak pengetahuan ama skill-skill motret yang baik, benar dan bertanggungjawab. Kayak bagaimana nyikapi obyek yang kurang pencahayaan dan banyak lagi. Kita punya prinsip jangan terbatas dengan keterbatasan alat, tapi manfaatkanlah keterbatasan alat itu,” kantanya. Oke, see you guys. (eza)
Istilah-istilah :
Multi Exposure : gabungan dua gambar ato lebih jadi satu frame
Red scale : Hasil foto jadi merah karena filmnya dibalik
Pin hole : kamera lubang jarum
SEBENERNYA banyak komunitas di Jogja yang ngumpul nggak sekadar have fun lho. Tapi ada juga yang sengaja ngumpul untuk saling tukar ilmu. Salah satunya yaitu komunitas Plastic Funtastic.
Komunitas ini anggotanya para pecinta kamera mainan ato yang lebih keren disebut Toy Cam. Jadi jangan remehkan yang namanya kamera mainan ato Toy Cam, karena meski bahan dasarnya cuman plastic, namun hasil jepretan kamera ini dahsyat juga lho. ‘’Komunitas ini kami namakan Plastic Funtastic karena yang kita pake emang kamera plastik,’’ ujar mahasiswa Filsafat UGM, Hafidz Maulana.
Menurut dia, awal berdiri namanya bukan Plastic Funtastic. Namun karena ada perbedaan visi, misi dan lain-lain terpaksa dibikin komunitas baru. ‘’Yang lebih sistematis dan jelas,” ujar Hafidz.
Selain itu mereka juga pengen lebih mandiri, maksudnya supaya bisa berdiri sendiri en bisa bebas berkreasi. Menurut Hafidz, Plastic Funtastic berdiri sekitar bulan Januari 2009.. so usianya masih seumur jagung, tapi yang gabung di komunitas ini udah banyak lho.
Kalo gabung di Plastic Funtastic, mereka nggak lagi sekadar motret ato setidaknya nggak asal motret. Jadi harus punya tanggungjawab atas foto yang diambil, take a picture. ‘’Artinya supaya mereka punya konsep dan tujuan jelas. Soalnya kita pake roll film dan sekarang harganya mahal, trus susah juga kalo nyarinya,’’katanya.
Intinya sih, supaya ngirit gitu loh. Nah itu yang kemudian membuat plastic fantastic nggak sekadar komunitas have fun aja, tapi mereka juga belajar bertanggungjawab, dan bisa sharing ama temen, keren khan guys?
“Pake kamera mainan yang masih pake roll film itu bagi kami lebih punya arti dan kesan tersendiri lho. Apalagi kalo motret trus liat hasilnya. Beuhhh keren banget coy! Trus kalo kalian semua mau gabung, masuk aja ke forum kita, di Plastic Funtastic Yogyakarta (Facebook), dan jangan lupa di add ya,” ujar Latan’ Rizky, Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM yang juga aktif di komunitas.
Menurut dia, gabung di Plastic Funtastic bakal asyik dan nggak ngebosenin. ‘’Bisa dapet banyak pengetahuan ama skill-skill motret yang baik, benar dan bertanggungjawab. Kayak bagaimana nyikapi obyek yang kurang pencahayaan dan banyak lagi. Kita punya prinsip jangan terbatas dengan keterbatasan alat, tapi manfaatkanlah keterbatasan alat itu,” kantanya. Oke, see you guys. (eza)
Istilah-istilah :
Multi Exposure : gabungan dua gambar ato lebih jadi satu frame
Red scale : Hasil foto jadi merah karena filmnya dibalik
Pin hole : kamera lubang jarum
Happy Preppy
(Selasa, 21 April 2009)
Happy Preppy
Preppy is not definitely about studying.
Gaya Preppy identik dengan style yang rapi dan nyaman buat dipake. Gaya ini aman buat dipake kapanpun. Mau dipake les boleh, jalan bareng temen juga asik. Tinggal pinter-pinter maduin aja. Cara instan ngedapetin gaya preppy adalah pilih motif plaid (kotak-kotak).
Feel the 90’s
Awal tahun 90an, band-band beraliran alternative rock atau grunge mulai digandrungi anak-anak muda. Sebut aja Pearl Jam ama Nirvana. Cewek pasti histeris ngeliat wajah Kurt Cobain yang keren banget. Gaya rebel dia bahkan uda dijadiin inspirasi fashion. Kalo pengin tampil ala dia, bongkar lemari kakak cowok atau papa kamu. Jadiin kemeja kotak-kotak berpotongan cowok sebagai luaran. Dalamnya, tinggal pake T-shirt ama jeans selutut yang digulung ujungnya. Hasilnya, Fashionably rebellious.
Street Belle
Pengen tau gaya streetwear cewek Athena? Mini dress plus cropped jacket jadi kuncinya. Biar jadi preppy look, pilih yang motifnya kotak-kotak. Makin lengkap, sepatu Mary-Janes putih ini sukses bikin kamu keliatan makin imut.
Geeky Preppy
Karena preppy kotak-kotak itu uda umum dengan labelnya sebagai outfit yang cocok buat belajar, sekalian aja dijadiin geek-style. Jeans pensil kotak-kotak bias kamu padukan dengan T-shirt band kebanggaanmu. Kalo ga ada? Pake aja kaos apapun yang ada poto-poto orang terkenalnya. Kayak T-shirt Obama ini. Kacamata lebar dengan bingkai hitam wajib dipake buat nguatin kesan geek kamu. Siap deh jalan bareng temen se-geng. (yut)
Preppy is not definitely about studying.
Gaya Preppy identik dengan style yang rapi dan nyaman buat dipake. Gaya ini aman buat dipake kapanpun. Mau dipake les boleh, jalan bareng temen juga asik. Tinggal pinter-pinter maduin aja. Cara instan ngedapetin gaya preppy adalah pilih motif plaid (kotak-kotak).
Feel the 90’s
Awal tahun 90an, band-band beraliran alternative rock atau grunge mulai digandrungi anak-anak muda. Sebut aja Pearl Jam ama Nirvana. Cewek pasti histeris ngeliat wajah Kurt Cobain yang keren banget. Gaya rebel dia bahkan uda dijadiin inspirasi fashion. Kalo pengin tampil ala dia, bongkar lemari kakak cowok atau papa kamu. Jadiin kemeja kotak-kotak berpotongan cowok sebagai luaran. Dalamnya, tinggal pake T-shirt ama jeans selutut yang digulung ujungnya. Hasilnya, Fashionably rebellious.
Street Belle
Pengen tau gaya streetwear cewek Athena? Mini dress plus cropped jacket jadi kuncinya. Biar jadi preppy look, pilih yang motifnya kotak-kotak. Makin lengkap, sepatu Mary-Janes putih ini sukses bikin kamu keliatan makin imut.
Geeky Preppy
Karena preppy kotak-kotak itu uda umum dengan labelnya sebagai outfit yang cocok buat belajar, sekalian aja dijadiin geek-style. Jeans pensil kotak-kotak bias kamu padukan dengan T-shirt band kebanggaanmu. Kalo ga ada? Pake aja kaos apapun yang ada poto-poto orang terkenalnya. Kayak T-shirt Obama ini. Kacamata lebar dengan bingkai hitam wajib dipake buat nguatin kesan geek kamu. Siap deh jalan bareng temen se-geng. (yut)
Review: Oppie - Bidadari Badung
(Senin, 20 April 2009)
Pesan Mama, Habis Gelap Terbitlah Terang
OPPIE Andaresta itu penyanyi cewek yang nyoba selalu ngingetin kita-kita ini ama sosok Kartini. Coba aja kita tengok lagi di album Bidadari Badung yang diluncurkannya tahun 1995. Di album itu Oppie yang punya nama lair Ovie Ariesta memasang judul lagu Habis Gelap Terbitlah Terang. So pasti kita akan inget ama sosok pahlawan emansipasi yang besar banget pengaruhnya bagi kaum hawa di negeri ini.
Di album Bidadari Badung nya Oppie lebih nge-blues dan kental banget ama imej Slank. Maklum aja Oppie emang besar di tengah-tengah komunitas gang potlot, alias komunitas Pulau Biru-nya Slank.
Di albumnya itu nama Oppie emang langsung melejit, karena singlenya, Ingat-Ingat Pesan Mama jadi hits dan banyak disuka. Lirik lagunya emang isinya pesen buat temen-temen, baik yang masih skul untuk selalu ndengerin nasehat ortu, terutama Ibu. Lagunya enak karena dibalut nuansa kocak dan sedikit nakal. (why)
Judul Album : Bidadari Badung
Penyanyi : Oppie Andaresta
Music Director : Indra Q
Tahun Produksi : 1995
Produser : Oppie Andaresta
Produksi : Hemagita Records
Track List
1. Bidadari Badung
2. Ingat-Ingat Pesan Mama
3. Habis Gelap Terbitlah Terang
4. Holiday Sendiri
5. Andai di Pantai
6. Oo.. Oo.. Oo..
7. Bibie
8. Blues 'Jangan Jangan'
9. Rumahku
10. Sampai Tua
OPPIE Andaresta itu penyanyi cewek yang nyoba selalu ngingetin kita-kita ini ama sosok Kartini. Coba aja kita tengok lagi di album Bidadari Badung yang diluncurkannya tahun 1995. Di album itu Oppie yang punya nama lair Ovie Ariesta memasang judul lagu Habis Gelap Terbitlah Terang. So pasti kita akan inget ama sosok pahlawan emansipasi yang besar banget pengaruhnya bagi kaum hawa di negeri ini.
Di album Bidadari Badung nya Oppie lebih nge-blues dan kental banget ama imej Slank. Maklum aja Oppie emang besar di tengah-tengah komunitas gang potlot, alias komunitas Pulau Biru-nya Slank.
Di albumnya itu nama Oppie emang langsung melejit, karena singlenya, Ingat-Ingat Pesan Mama jadi hits dan banyak disuka. Lirik lagunya emang isinya pesen buat temen-temen, baik yang masih skul untuk selalu ndengerin nasehat ortu, terutama Ibu. Lagunya enak karena dibalut nuansa kocak dan sedikit nakal. (why)
Judul Album : Bidadari Badung
Penyanyi : Oppie Andaresta
Music Director : Indra Q
Tahun Produksi : 1995
Produser : Oppie Andaresta
Produksi : Hemagita Records
Track List
1. Bidadari Badung
2. Ingat-Ingat Pesan Mama
3. Habis Gelap Terbitlah Terang
4. Holiday Sendiri
5. Andai di Pantai
6. Oo.. Oo.. Oo..
7. Bibie
8. Blues 'Jangan Jangan'
9. Rumahku
10. Sampai Tua
Musik : Frau
(Senin, 20 April 2009)
Frau
Ibu dan Semangat Keberanian Kartini
“Apalah arti sebuah nama…..” inget gak kalian ama kalimat legendarisnya William Sheakspeare ini? Yup! kalimat itu pas banget ditujuin buat si Leilani Hermiasih yang ngasih nama proyek solonya dengan satu suku kata, Frau.
Cewek yang akrab disapa Lani itupun ngejelasin, Frau itu bahasa Jerman yang artinya ibu. “Karna gedenya peran dan makna seorang ibu di kehidupanku, terutama ngasih inspirasi dalam bermusik. Jadi nggak salah donk aku dedikasiin arti ibu buat proyek soloku!“ tegas cewek yang pernah ngenyam pelajaran bahasa Jerman pas SMA.
Proyek solo bergenre pop yang banyak dipengaruhin ama Regina Spector ini lahir awal Juni 2008 lalu. Berdirinya Frau ini diharapin ama Lani agar lebih bebas dan lepas menuangkan ide dan eksperimennya dalam berkarya.
Ditanya soal album, ternyata Frau tengah dia persiapkan. “Proses rekaman sih udah kelar, saat ini tinggal mixing doank, so wait tanggal 22 Mei pasti udah dilaunching,” jawab cewek berdarah Indo Hawaii-Jepang ini. “Kalo mo tau sample lagunya bisa didengerin lewat alamat Myspace Frau, www.myspace.com/ffrau,” tambahnya setengah promosi.
Launching mini album dia emang dilakukan tanggal 22 Mei, pas barengan tampilnya Frau di LIP (Lembaga Indonesia Perancis). Mini album dia tuh isinya ada enam track lagu yang dikasih titel Starlite Carousel.
“Starlite Carousel merupakan salah satu peran besar ibuku. Nama itu pemberian beliau. Filosofinya, lagu Frau nadanya banyak yang naik turun dan berputar seperti carousel, serta bisa bersinar seperti bintang-bintang di angkasa nantinya,” jelasnya sambil senyum bangga.
Sehari sebelum dia ngelaunching mini album, yaitu tanggal 21 April, Frau sebagai seorang perempuan juga pesen ama teman-teman cewek di Indonesia. ‘’Ibu Kartini itu sosok yang ditauladani, terutama dalam hal keberanian dan penyetaraan gender.’’
Menurut Frau, seorang perempuan harus lebih berani dalam berekspresi dan dalam berkarya jangan sampai kalah dengan kaum lelaki.
“Sebagai contoh, yaitu kegigihan Maia Estianty dalam membuktikan kualitas hidup dan keberaniannya dalam berkarya. Meski tanpa bayang-bayang Ahmad Dhani dia tetap saja Maia yang hebat dan aku rasa lebih hebat dari Maia yang dulu,” katanya. (fer/why)
Profil Frau
Facebook: Leilani Hermiasih
My Space: www.myspace.com/ffrau
Handphone: 085728282XXX
Ibu dan Semangat Keberanian Kartini
“Apalah arti sebuah nama…..” inget gak kalian ama kalimat legendarisnya William Sheakspeare ini? Yup! kalimat itu pas banget ditujuin buat si Leilani Hermiasih yang ngasih nama proyek solonya dengan satu suku kata, Frau.
Cewek yang akrab disapa Lani itupun ngejelasin, Frau itu bahasa Jerman yang artinya ibu. “Karna gedenya peran dan makna seorang ibu di kehidupanku, terutama ngasih inspirasi dalam bermusik. Jadi nggak salah donk aku dedikasiin arti ibu buat proyek soloku!“ tegas cewek yang pernah ngenyam pelajaran bahasa Jerman pas SMA.
Proyek solo bergenre pop yang banyak dipengaruhin ama Regina Spector ini lahir awal Juni 2008 lalu. Berdirinya Frau ini diharapin ama Lani agar lebih bebas dan lepas menuangkan ide dan eksperimennya dalam berkarya.
Ditanya soal album, ternyata Frau tengah dia persiapkan. “Proses rekaman sih udah kelar, saat ini tinggal mixing doank, so wait tanggal 22 Mei pasti udah dilaunching,” jawab cewek berdarah Indo Hawaii-Jepang ini. “Kalo mo tau sample lagunya bisa didengerin lewat alamat Myspace Frau, www.myspace.com/ffrau,” tambahnya setengah promosi.
Launching mini album dia emang dilakukan tanggal 22 Mei, pas barengan tampilnya Frau di LIP (Lembaga Indonesia Perancis). Mini album dia tuh isinya ada enam track lagu yang dikasih titel Starlite Carousel.
“Starlite Carousel merupakan salah satu peran besar ibuku. Nama itu pemberian beliau. Filosofinya, lagu Frau nadanya banyak yang naik turun dan berputar seperti carousel, serta bisa bersinar seperti bintang-bintang di angkasa nantinya,” jelasnya sambil senyum bangga.
Sehari sebelum dia ngelaunching mini album, yaitu tanggal 21 April, Frau sebagai seorang perempuan juga pesen ama teman-teman cewek di Indonesia. ‘’Ibu Kartini itu sosok yang ditauladani, terutama dalam hal keberanian dan penyetaraan gender.’’
Menurut Frau, seorang perempuan harus lebih berani dalam berekspresi dan dalam berkarya jangan sampai kalah dengan kaum lelaki.
“Sebagai contoh, yaitu kegigihan Maia Estianty dalam membuktikan kualitas hidup dan keberaniannya dalam berkarya. Meski tanpa bayang-bayang Ahmad Dhani dia tetap saja Maia yang hebat dan aku rasa lebih hebat dari Maia yang dulu,” katanya. (fer/why)
Profil Frau
Facebook: Leilani Hermiasih
My Space: www.myspace.com/ffrau
Handphone: 085728282XXX
Spesial Kartini 2009 (Share)
(20 April 2009)
Pilih Baju Adat Aceh
21 April bisa jadi hari yang slalu aku tunggu, karena aku pengen selalu bisa memperingati hari lahir R.A Kartini. Menurutku hari Kartini emang wajib hukumnya untuk diperingati!
Dengan begitu, aku selalu bisa ngerasain semangat juangnya. Beliau merupakan sosok yang inspiratif menurutku. Dari kecil aku udah tau kalo yang dikerjain Kartini adalah sebuah ide perubahan bagi wanita di mata masyarakat. Karena kultur kita dulu atau (mungkin beberapa) ampe sekarang, cewek itu dinomorduain setelah cowok.
Di SD aku dulu, memperingati hari Kartini wajib make kebaya ke sekolah karena akan ada upacara peringatan. Jujur, sebenernya aku kurang begitu suka harus pake kebaya ke sekolah. Soale aku dulu tomboy banget. Jadi paling nggak bisa kemana-mana pake jarik gitu. Nggak bebas.
Tapi dengan begitu aku tau kalo cewek jaman dulu itu kesiksa banget, karena mau nggak mau kudu pake kebaya. Nggak kayak kita sekarang bisa bebas pake kaos oblong, rok kotak-kotak, celana jeans, sepatu kets, dan lain-lain.
Akhirnya pas SMP penderitaanku berakhir. Karena sekolahku nggak mewajibkan pake kebaya, melainkan pake baju adat. Asikk! Dengan bangga aku ngusulin baju adat Aceh ke mama. Kenapa? Karena hanya di baju adat Aceh aja yang cewenya pake celana. Hahaha.. Di sekolah aku diledekin abis-abisan ama temen-temen, “Eh ini kan hari Kartini, kok pake baju Aceh?” kata mereka. Aku cuek sambil jawab,”Nggak papa, kan ada juga pahlawan wanita dari Aceh, namanya Tjoet Nyak Dien tau.”
Nah kalo pas SMA kan aku udah di Jakarta ya, jadi nggak ada acara pake baju adat ke sekolah. Palingan cuman upacara ama pidato dari kepala sekolah soal Kartini. Nggak diperingati secara fisik sih intinya. Tapi aku tetep seneng, karena menurutku peringatan hari Kartini nggak mesti secara fisik, karena peringatan secara fisikpun nggak jadi bermakna kalo kita nggak tau soal sejarahnya. Banyak lho anak sekolahan, tapi nggak tau banyak soal pahlawan-pahlawan yang berjuang untuk negara kita. Semoga temen-temen bukan termasuk dari mereka ya!
Bagi pemuda-pemudi harapan bangsa, jangan sampe lupa sama sejarah bangsa kita sendiri ya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan. Kita masih wajib baca-baca buku sejarah, dianalisa, terus dicari value-nya! Nggak cuma dibaca, diapalin, terus pas ujian dapet nilai bagus. Untuk para cewek-cewek, kita harus sadar akan potensi kita. Tiap orang punya cara yang berbeda untuk bisa memberikan “sumbangan” untuk negara. Kalo Kartini pake surat, kalo Cut Nyak Dien dan Christina Martha Tiahahu dengan memanggul senjata di medan perang, begitu juga kita yang udah menikmati kemerdekaan ini. Gali potensi kita untuk bisa “nyumbang” negara. Are you ready?
Syaharani – Penyanyi Jazz
21 April bisa jadi hari yang slalu aku tunggu, karena aku pengen selalu bisa memperingati hari lahir R.A Kartini. Menurutku hari Kartini emang wajib hukumnya untuk diperingati!
Dengan begitu, aku selalu bisa ngerasain semangat juangnya. Beliau merupakan sosok yang inspiratif menurutku. Dari kecil aku udah tau kalo yang dikerjain Kartini adalah sebuah ide perubahan bagi wanita di mata masyarakat. Karena kultur kita dulu atau (mungkin beberapa) ampe sekarang, cewek itu dinomorduain setelah cowok.
Di SD aku dulu, memperingati hari Kartini wajib make kebaya ke sekolah karena akan ada upacara peringatan. Jujur, sebenernya aku kurang begitu suka harus pake kebaya ke sekolah. Soale aku dulu tomboy banget. Jadi paling nggak bisa kemana-mana pake jarik gitu. Nggak bebas.
Tapi dengan begitu aku tau kalo cewek jaman dulu itu kesiksa banget, karena mau nggak mau kudu pake kebaya. Nggak kayak kita sekarang bisa bebas pake kaos oblong, rok kotak-kotak, celana jeans, sepatu kets, dan lain-lain.
Akhirnya pas SMP penderitaanku berakhir. Karena sekolahku nggak mewajibkan pake kebaya, melainkan pake baju adat. Asikk! Dengan bangga aku ngusulin baju adat Aceh ke mama. Kenapa? Karena hanya di baju adat Aceh aja yang cewenya pake celana. Hahaha.. Di sekolah aku diledekin abis-abisan ama temen-temen, “Eh ini kan hari Kartini, kok pake baju Aceh?” kata mereka. Aku cuek sambil jawab,”Nggak papa, kan ada juga pahlawan wanita dari Aceh, namanya Tjoet Nyak Dien tau.”
Nah kalo pas SMA kan aku udah di Jakarta ya, jadi nggak ada acara pake baju adat ke sekolah. Palingan cuman upacara ama pidato dari kepala sekolah soal Kartini. Nggak diperingati secara fisik sih intinya. Tapi aku tetep seneng, karena menurutku peringatan hari Kartini nggak mesti secara fisik, karena peringatan secara fisikpun nggak jadi bermakna kalo kita nggak tau soal sejarahnya. Banyak lho anak sekolahan, tapi nggak tau banyak soal pahlawan-pahlawan yang berjuang untuk negara kita. Semoga temen-temen bukan termasuk dari mereka ya!
Bagi pemuda-pemudi harapan bangsa, jangan sampe lupa sama sejarah bangsa kita sendiri ya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan. Kita masih wajib baca-baca buku sejarah, dianalisa, terus dicari value-nya! Nggak cuma dibaca, diapalin, terus pas ujian dapet nilai bagus. Untuk para cewek-cewek, kita harus sadar akan potensi kita. Tiap orang punya cara yang berbeda untuk bisa memberikan “sumbangan” untuk negara. Kalo Kartini pake surat, kalo Cut Nyak Dien dan Christina Martha Tiahahu dengan memanggul senjata di medan perang, begitu juga kita yang udah menikmati kemerdekaan ini. Gali potensi kita untuk bisa “nyumbang” negara. Are you ready?
Syaharani – Penyanyi Jazz
Spesial Kartini 2009
(Senin, 20 April 2009)
Ibu Kita Kartini Putri Sejati Putri Indonesia Harum Namanya…
(Ibu Kita Kartini, WR Supratman)
Masih inget nggak ama kutipan lagu di atas? Kalo masih belum inget, coba diinget – inget lagi sampai inget jangan sampai mumet.
Kali ini Indikasi bikin Special Edition, karena beda banget ama edisi sebelumnya, terus juga bertepatan dengan
Kalo biasanya jumlah responIn cowok dan cewek selalu seimbang 50% : 50%, untuk edisi spesial kali ini 100% responIn adalah kaum Hawa atau 100% perempuan tulen. Sejauh mana sih pengetahuan mereka tentang Kartini’s Day atau Hari Kartini? Kira-kira masih penting nggak di era modern seperti sekarang ngerayain Kartini’s Day?
Dari hasil penulusuran Team Indi (wartawan Indikasi), ternyata 72,7% responIn masih menganggap penting Kartini’s Day, sedangkan 27,3% masih menganggap biasa aja tuh, nothing special gitu dech. Then yang responIn inget di Hari Kartini, so pasti perjuangan beliau (65,9%), terus ada yang inget kebaya (23%) di Hari Kartini.
Seperti yang diutarakan Aruni Rizka dari SMA Negeri 2 Jogja. Cewek yang biasa dipanggil Rizka ini mengatakan, memperingati hari Kartini itu nggak harus nunggu 21 April atau kelahiran Ibu Kartini, menurut dia semua hari itu sama aja dan nggak ada bedanya.
“Ibu Kartini pasti lebih bangga ama kita kalo kita slalu inget perjuangan beliau tanpa harus menunggu 21 April, semua hari itu menurut aku sama aja, sama-sama penuh perjuangan,” ujar Rizka.
Sama halnya dengan Rizka, Nyuwita Mega yang juga anak cheerleader STAMA (sebutan Santa Maria,red) mengatakan, hari Kartini sekarang itu uda nggak berasa banget kayak pas masih SD. “Nggak tau kenapa ya, kok Kartini’s Day sekarang nggak ada gregetnya, beda banget ama pas aku masih SD. Waktu itu kita liat banyak kebaya seliweran di skul, ha..ha..ha...” paparnya seraya tertawa.
Meski satu skul ama Mega, Natalisa punya pendapat beda, menurutnya Hari Kartini Masih penting, coz dengan hari Karitin, anggapan cewek nggak bisa apa-apa dan hanya makhluk lemah bisa ditepis. “Cewek sekarang bisa jauh lebih dewasa dan lebih mandiri, dan semua itu juga nggak terlepas dari perjuangan Ibu kita Kartini, beliau adalah sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia,” ujarnya.
Ibu Kartini emang bener-bener jadi sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia khususnya responIn, 39,8% menganggap Ibu Kartini adalah Aktivis Perempuan, terus 39,2% menjadikan Ibu Kartini adalah Superhero atau Pahlawan bagi responIn. Nggak heran deh, kalo Ibu Kartini bisa jadi sumber inspirasi buat mereka. Sehingga uda banyak usaha nyata yang dilakuin responIn untuk mengenang jasa Ibu Kartini, 56,2% memilih hidup mandiri dan 34,1% belajar lebih giat.
“Kayaknya udah nggak jaman deh jadi cewek manja yang selalu ngandelin orang lain, di era modern sekarang itu kita kudu bisa mandiri biar nggak selalu dianggep makhluk lemah,”ujar Natalia Diah yang juga pemain basket dari Stelladuce 1 Jogja.
Apa yang dilakuin responIn layak kita acungin dua jempol deh, mulai hidup mandiri, belajar lebih giat untuk meraih cita-cita, dan usaha konkrit lainnya yang bikin mereka semakin maju. Kali aja mereka bisa jadi The Next Kartini yang membawa nama harum bagi negeri ini.(had)
Ibu Kita Kartini Putri Sejati Putri Indonesia Harum Namanya…
(Ibu Kita Kartini, WR Supratman)
Masih inget nggak ama kutipan lagu di atas? Kalo masih belum inget, coba diinget – inget lagi sampai inget jangan sampai mumet.
Kali ini Indikasi bikin Special Edition, karena beda banget ama edisi sebelumnya, terus juga bertepatan dengan
Kalo biasanya jumlah responIn cowok dan cewek selalu seimbang 50% : 50%, untuk edisi spesial kali ini 100% responIn adalah kaum Hawa atau 100% perempuan tulen. Sejauh mana sih pengetahuan mereka tentang Kartini’s Day atau Hari Kartini? Kira-kira masih penting nggak di era modern seperti sekarang ngerayain Kartini’s Day?
Dari hasil penulusuran Team Indi (wartawan Indikasi), ternyata 72,7% responIn masih menganggap penting Kartini’s Day, sedangkan 27,3% masih menganggap biasa aja tuh, nothing special gitu dech. Then yang responIn inget di Hari Kartini, so pasti perjuangan beliau (65,9%), terus ada yang inget kebaya (23%) di Hari Kartini.
Seperti yang diutarakan Aruni Rizka dari SMA Negeri 2 Jogja. Cewek yang biasa dipanggil Rizka ini mengatakan, memperingati hari Kartini itu nggak harus nunggu 21 April atau kelahiran Ibu Kartini, menurut dia semua hari itu sama aja dan nggak ada bedanya.
“Ibu Kartini pasti lebih bangga ama kita kalo kita slalu inget perjuangan beliau tanpa harus menunggu 21 April, semua hari itu menurut aku sama aja, sama-sama penuh perjuangan,” ujar Rizka.
Sama halnya dengan Rizka, Nyuwita Mega yang juga anak cheerleader STAMA (sebutan Santa Maria,red) mengatakan, hari Kartini sekarang itu uda nggak berasa banget kayak pas masih SD. “Nggak tau kenapa ya, kok Kartini’s Day sekarang nggak ada gregetnya, beda banget ama pas aku masih SD. Waktu itu kita liat banyak kebaya seliweran di skul, ha..ha..ha...” paparnya seraya tertawa.
Meski satu skul ama Mega, Natalisa punya pendapat beda, menurutnya Hari Kartini Masih penting, coz dengan hari Karitin, anggapan cewek nggak bisa apa-apa dan hanya makhluk lemah bisa ditepis. “Cewek sekarang bisa jauh lebih dewasa dan lebih mandiri, dan semua itu juga nggak terlepas dari perjuangan Ibu kita Kartini, beliau adalah sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia,” ujarnya.
Ibu Kartini emang bener-bener jadi sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia khususnya responIn, 39,8% menganggap Ibu Kartini adalah Aktivis Perempuan, terus 39,2% menjadikan Ibu Kartini adalah Superhero atau Pahlawan bagi responIn. Nggak heran deh, kalo Ibu Kartini bisa jadi sumber inspirasi buat mereka. Sehingga uda banyak usaha nyata yang dilakuin responIn untuk mengenang jasa Ibu Kartini, 56,2% memilih hidup mandiri dan 34,1% belajar lebih giat.
“Kayaknya udah nggak jaman deh jadi cewek manja yang selalu ngandelin orang lain, di era modern sekarang itu kita kudu bisa mandiri biar nggak selalu dianggep makhluk lemah,”ujar Natalia Diah yang juga pemain basket dari Stelladuce 1 Jogja.
Apa yang dilakuin responIn layak kita acungin dua jempol deh, mulai hidup mandiri, belajar lebih giat untuk meraih cita-cita, dan usaha konkrit lainnya yang bikin mereka semakin maju. Kali aja mereka bisa jadi The Next Kartini yang membawa nama harum bagi negeri ini.(had)
---------------------------------------------
Jangan Lupa Perjuangan Kartini
UDAH jarang kita denger anak muda nyanyiin lagu buat pejuang. Apalagi di jaman sekarang. Banyak band-band baru yang nongol dan ngeluarin lagu-lagu bagus. Tapi jangan salah cuiy…. Sebanyak 89,2% responIn hafal ama lirik lagu ibu kita Kartini. “Dari SD aku udah disuruh nyanyiin lagu ini.. Jadi sampe sekarang masih hafal,” kata Irawaty Susila dari SMA 2.
Lain halnya ama Natalia Diah dari SMA Stelladuce 1 Jogja. “Aku kurang hafal ama lirik lagunya, soalnya aku nggak pernah denger lagu perjuangan,“ katanya.
Untung Respon In yang nggak hafal cuma 10,8%. Acungan jempol, kita kasih buat responIn yang tetep mau nginget pejuang Indonesia.
Walopun lagu ini singkat, tapi artinya dalem buat beliau. Lagu ibu kita Kartini ngebuat kita selalu inget ama perjuangannya. Makanya, Wr. Supratman nyiptaain lagu buat beliau. Lirik yang dibuat ama Wr. Supratman nunjukin kalo Kartini itu pejuang wanita hebat.
Selain pejuang, Kartini juga putri Indonesia. Gambaran sosok perempuan yang nggak penah nyerah ada di diri beliau. “Tiap aku denger lagu ini, aku bisa inget ama jasa-jasanya,” kata Kartika Irianthy dari SMA6.
”Lirik lagu ibu kita Kartini bisa dijadiin motivasi buat cewek-cewek. Jangan sampe cewek-cewek patah semangat dan berhenti berjuang. Kayak pendapat dari Bernadia EM dari Stama. “Aku slalu semangat pas denger lagu ini. Ngebuat aku sadar kalo perempuan sekarang harus gapai cita-citanya.”
Penampilan Kartini emang beda banget ama perempuan jaman sekarang. Jarang perempuan sekarang yang pake kebaya. Semua pake make-up dipadu baju gaul. Biar keliatan lebih OK dan ngikutin jaman. Padahal, Kartini yang dikenang sekarang ini nggak perlu pake make-up, apalagi pake hot pants. “Ibu Kartini itu bisa ngeliat suatu hal dari angel yang beda. Beliau bisa ngeliat sesuatu yang bermanfaat dengan inner beautynya,” kata irawaty Susila dari SMA 2. Terbukti khan, kalo untuk eksis, kita gak harus jadi gaul, pake aja kemampuan otak kita. Mencoba jadi pribadi yang berbeda di tengah kemajuan zaman mungkin akan ngebuktiin kalo perempuan itu bisa. Kalo udah gitu, kecantikan dari dalam diri kita akan kepancar gitu aja. Kayak pas kita ngeliat Kartini di foto. “Ibu kartini itu keliatan cantik alami dan manis,” kesan Th Natalisa dari SMA Santa Maria. (sha)
UDAH jarang kita denger anak muda nyanyiin lagu buat pejuang. Apalagi di jaman sekarang. Banyak band-band baru yang nongol dan ngeluarin lagu-lagu bagus. Tapi jangan salah cuiy…. Sebanyak 89,2% responIn hafal ama lirik lagu ibu kita Kartini. “Dari SD aku udah disuruh nyanyiin lagu ini.. Jadi sampe sekarang masih hafal,” kata Irawaty Susila dari SMA 2.
Lain halnya ama Natalia Diah dari SMA Stelladuce 1 Jogja. “Aku kurang hafal ama lirik lagunya, soalnya aku nggak pernah denger lagu perjuangan,“ katanya.
Untung Respon In yang nggak hafal cuma 10,8%. Acungan jempol, kita kasih buat responIn yang tetep mau nginget pejuang Indonesia.
Walopun lagu ini singkat, tapi artinya dalem buat beliau. Lagu ibu kita Kartini ngebuat kita selalu inget ama perjuangannya. Makanya, Wr. Supratman nyiptaain lagu buat beliau. Lirik yang dibuat ama Wr. Supratman nunjukin kalo Kartini itu pejuang wanita hebat.
Selain pejuang, Kartini juga putri Indonesia. Gambaran sosok perempuan yang nggak penah nyerah ada di diri beliau. “Tiap aku denger lagu ini, aku bisa inget ama jasa-jasanya,” kata Kartika Irianthy dari SMA6.
”Lirik lagu ibu kita Kartini bisa dijadiin motivasi buat cewek-cewek. Jangan sampe cewek-cewek patah semangat dan berhenti berjuang. Kayak pendapat dari Bernadia EM dari Stama. “Aku slalu semangat pas denger lagu ini. Ngebuat aku sadar kalo perempuan sekarang harus gapai cita-citanya.”
Penampilan Kartini emang beda banget ama perempuan jaman sekarang. Jarang perempuan sekarang yang pake kebaya. Semua pake make-up dipadu baju gaul. Biar keliatan lebih OK dan ngikutin jaman. Padahal, Kartini yang dikenang sekarang ini nggak perlu pake make-up, apalagi pake hot pants. “Ibu Kartini itu bisa ngeliat suatu hal dari angel yang beda. Beliau bisa ngeliat sesuatu yang bermanfaat dengan inner beautynya,” kata irawaty Susila dari SMA 2. Terbukti khan, kalo untuk eksis, kita gak harus jadi gaul, pake aja kemampuan otak kita. Mencoba jadi pribadi yang berbeda di tengah kemajuan zaman mungkin akan ngebuktiin kalo perempuan itu bisa. Kalo udah gitu, kecantikan dari dalam diri kita akan kepancar gitu aja. Kayak pas kita ngeliat Kartini di foto. “Ibu kartini itu keliatan cantik alami dan manis,” kesan Th Natalisa dari SMA Santa Maria. (sha)
---------------------------------------------
Perubahan, memang sudah banyak terjadi di kehidupan perempuan zaman sekarang. Perempuan sekarang semakin aktif dan berani tampil di depan umum. Memang, pada masa ibu Kartini, perempuan masih memperjuangkan kebebasannya. Pada era globalisasi ini, perempuan dituntut membentuk pribadi. Dalam artian harus tanggap dengan situasi. Peka dan peduli dengan hidup sesama manusia.
Sayangnya, banyak perempuan zaman sekarang yang kurang memiliki tata krama. Orang tua harus membimbing anak mereka secara langsung. Memberi tahu yang baik dan benar. Supaya anak perempuannya menjadi pribadi yang utuh. Sekolah harus mendukung setiap keinginan siswinya yang dirasa positif. Jangan sampai siswi hanya belajar di sekolah saja. Mengamalkan ilmu dan bakat di luar sekolah juga sangat dibutuhkan.
Sr.M Cornelia osf.s.Ag Kepala Sekolah SMA Santa Maria Jogja.
IN-TALK
Perubahan, memang sudah banyak terjadi di kehidupan perempuan zaman sekarang. Perempuan sekarang semakin aktif dan berani tampil di depan umum. Memang, pada masa ibu Kartini, perempuan masih memperjuangkan kebebasannya. Pada era globalisasi ini, perempuan dituntut membentuk pribadi. Dalam artian harus tanggap dengan situasi. Peka dan peduli dengan hidup sesama manusia.
Sayangnya, banyak perempuan zaman sekarang yang kurang memiliki tata krama. Orang tua harus membimbing anak mereka secara langsung. Memberi tahu yang baik dan benar. Supaya anak perempuannya menjadi pribadi yang utuh. Sekolah harus mendukung setiap keinginan siswinya yang dirasa positif. Jangan sampai siswi hanya belajar di sekolah saja. Mengamalkan ilmu dan bakat di luar sekolah juga sangat dibutuhkan.
Sr.M Cornelia osf.s.Ag Kepala Sekolah SMA Santa Maria Jogja.
---------------------------------------------
Michaela Tantri Atmadja Winoto, SMA BOPKRI 1 kelas XII
Perjuangannya ngingetin kita biar mau belajar dan usaha terus. Semua kita lakuin sampai kita dianggep gak biasa sama orang-orang.
Grecia Natalie L. SMA SANTA MARIA kelas XI
Perempuan sekarang cenderung ninggalin kebudayaan lama. Cenderung males-malesan. Kayaknya generasi perempuan sekarang gak bisa nerusin perjuangan beliau.
Yunita Dewanti M, SMA Negeri 11 kelas XII
IN-VOICE
Kartini itu, memperjuangkan hak perempuan biar kita bisa lebih dipandang. Dampaknya sekarang, menurut ku perempuan lebih hebat dari cowok.Michaela Tantri Atmadja Winoto, SMA BOPKRI 1 kelas XII
Perjuangannya ngingetin kita biar mau belajar dan usaha terus. Semua kita lakuin sampai kita dianggep gak biasa sama orang-orang.
Grecia Natalie L. SMA SANTA MARIA kelas XI
Perempuan sekarang cenderung ninggalin kebudayaan lama. Cenderung males-malesan. Kayaknya generasi perempuan sekarang gak bisa nerusin perjuangan beliau.
Yunita Dewanti M, SMA Negeri 11 kelas XII
Orkestra Stella Duce 2 Jogja
(Selasa, 14 April 2009)
ANAK SMA ngeband tuh dah biasa, tapi kalo mereka main orkestra? Itu baru luar biasa. Dan hal luar biasa itu dah dilakoni ama temen-temen kita dari SMA Stella Duce 2 ato yang lebih kesohor dengan sebutan SMA Stero Jogja.
Sebenernya orkestra itu bagian dari kegiatan ekskul Stero, trus kelompoknya dikasih nama Stero Simphony Orchestra. Ekskul yang diasuh Pak Jendra dan Mas Wahyu ini emang banyak digemari ama anak-anak Stero. Tapi untuk gabung di dalamnya nggak gampang coy. Karena harus melalui tes segala.
Seperti mereka harus ngejalani pelatihan dasar biola selama kurang lebih 5 bulan. Setidaknya itu yang udah dialami Anastasia Melani siswa kelas XI IS. “Diajarin megang biola yang bener, diajarin nggesek biola yang bener, dan yang paling sulit belajar baca not balok,” kenang Anastasia.
Dan ternyata perjuangan untuk bergabung di Stero Simphony Orchestra gak cuma itu man! Karena ngumpulin niat untuk latian juga penting banget. “Kadang-kadang kita suka males datang latihan karena capek atau lagi gak mood. Apalagi kalo yang datang latihan dikit, kita jadi gak bisa rasain feel lagu yang kami bawain,” ungkap Yosephine Laura Rachelita yang bertugas menggesek cello.
Beratnya tantangan itu nggak lantas bikin para musisi berhenti berlatih. Kesadaran, tanggungjawab dan keinginan memberikan tampilan terbaik buat sekolah. Orkestra ini beranggotakan 20 orang. Mereka terbagi menjadi beberapa bagian, string section seperti violin, biola alto (viola), cello. Masih ada section tiup kayu seperti flute, clarinet. Juga ada section gitar.
Soal prestasi yang mereka dapet juga cukup membanggakan guys! Mereka sering manggung di beberapa gereja di Jogja. “Di Orkestra Stero aku pertama kali main di EKM (Ekaristi Kaum Muda) Gereja Santo Antonius Kotabaru dan Misa Natal 2008,” jelas Catharine Emaniar yang biasa dipanggil Ine. Selain itu mereka juga pernah ngantongin predikat juara 1 musikalisasi puisi di SMA Kolese De Britto. ‘’Kami besok (16/4) kita juga dapat undangan manggung ngisi acara Rakornas dan pertemuan suster-suster Carolus Boromeus se-Indonesia,’’ kata Ine.
Untuk bisa main dan ngapalin lagu ama nada-nadanya, mereka kudu bisa menjiwai lagunya dulu. “Lagu-lagunya sweet benget. Apalagi pas kita menghayati lagu itu,” kesan Lucia Ari Wahyuningtyas si violis soal lagu-lagu pop yang dimainkan dengan aransemen baru.
Mereka juga ngaku bangga bisa gabung di Orkestra Stero. “Karena orkes bukan sekadar ekskul, tapi tempat bagi mereka yang mau belajar musik. Mulai dari nol atau mengembangkan bakat bermusiknya. Ekskul orkestra bukan hanya ajang main-main, tapi kita juga belajar tanggung jawab menjalankan tugas,” tambah Ine yang ngikut jejak kakaknya di bidang musik.
Pengalaman temen-temen Stero ini bisa ngasih kita titik terang, bahwa sekolah itu nggak cuma belajar doang. Tapi juga kesempatan buat ngembangin hobi dan bakat. (sha)
ANAK SMA ngeband tuh dah biasa, tapi kalo mereka main orkestra? Itu baru luar biasa. Dan hal luar biasa itu dah dilakoni ama temen-temen kita dari SMA Stella Duce 2 ato yang lebih kesohor dengan sebutan SMA Stero Jogja.
Sebenernya orkestra itu bagian dari kegiatan ekskul Stero, trus kelompoknya dikasih nama Stero Simphony Orchestra. Ekskul yang diasuh Pak Jendra dan Mas Wahyu ini emang banyak digemari ama anak-anak Stero. Tapi untuk gabung di dalamnya nggak gampang coy. Karena harus melalui tes segala.
Seperti mereka harus ngejalani pelatihan dasar biola selama kurang lebih 5 bulan. Setidaknya itu yang udah dialami Anastasia Melani siswa kelas XI IS. “Diajarin megang biola yang bener, diajarin nggesek biola yang bener, dan yang paling sulit belajar baca not balok,” kenang Anastasia.
Dan ternyata perjuangan untuk bergabung di Stero Simphony Orchestra gak cuma itu man! Karena ngumpulin niat untuk latian juga penting banget. “Kadang-kadang kita suka males datang latihan karena capek atau lagi gak mood. Apalagi kalo yang datang latihan dikit, kita jadi gak bisa rasain feel lagu yang kami bawain,” ungkap Yosephine Laura Rachelita yang bertugas menggesek cello.
Beratnya tantangan itu nggak lantas bikin para musisi berhenti berlatih. Kesadaran, tanggungjawab dan keinginan memberikan tampilan terbaik buat sekolah. Orkestra ini beranggotakan 20 orang. Mereka terbagi menjadi beberapa bagian, string section seperti violin, biola alto (viola), cello. Masih ada section tiup kayu seperti flute, clarinet. Juga ada section gitar.
Soal prestasi yang mereka dapet juga cukup membanggakan guys! Mereka sering manggung di beberapa gereja di Jogja. “Di Orkestra Stero aku pertama kali main di EKM (Ekaristi Kaum Muda) Gereja Santo Antonius Kotabaru dan Misa Natal 2008,” jelas Catharine Emaniar yang biasa dipanggil Ine. Selain itu mereka juga pernah ngantongin predikat juara 1 musikalisasi puisi di SMA Kolese De Britto. ‘’Kami besok (16/4) kita juga dapat undangan manggung ngisi acara Rakornas dan pertemuan suster-suster Carolus Boromeus se-Indonesia,’’ kata Ine.
Untuk bisa main dan ngapalin lagu ama nada-nadanya, mereka kudu bisa menjiwai lagunya dulu. “Lagu-lagunya sweet benget. Apalagi pas kita menghayati lagu itu,” kesan Lucia Ari Wahyuningtyas si violis soal lagu-lagu pop yang dimainkan dengan aransemen baru.
Mereka juga ngaku bangga bisa gabung di Orkestra Stero. “Karena orkes bukan sekadar ekskul, tapi tempat bagi mereka yang mau belajar musik. Mulai dari nol atau mengembangkan bakat bermusiknya. Ekskul orkestra bukan hanya ajang main-main, tapi kita juga belajar tanggung jawab menjalankan tugas,” tambah Ine yang ngikut jejak kakaknya di bidang musik.
Pengalaman temen-temen Stero ini bisa ngasih kita titik terang, bahwa sekolah itu nggak cuma belajar doang. Tapi juga kesempatan buat ngembangin hobi dan bakat. (sha)
Low Rider Jogja
(Selasa, 14 April 2009)
SEPEDA angin modelnya ceper dengan stang tinggi dan panjang saat ini emang lagi ngetren. Mengadopsi gaya Amerika gitu sih katanya. Bentuknya emang beda ama sepeda umumnya, tapi tetep aja eye catching.
Sepeda bentuk beginian emang nggak cuma enak digenjot, tapi juga asyik dipake mejeng dan berfoto-fotoan narsis untuk dikirim ke yayang. Apalagi dipake nampang muter-muter kampung. So pasti orang-orang pada ngeliat. Yupz, sepeda Low Rider, begitu sebutannya, emang banyak narik perhatian. Apalagi si pengguna biasanya juga berpenampilan keren, tak jarang mereka pake sepatu tebel. Tapi ada rahasia menarik di balik itu.
Di Jogja, namanya yang empunya sepeda gituan jumlahnya udah buanyaaaak banget. Bahkan, kalo pas malem minggu, depan Benteng Vredeburgh Jogja selalu dipenuhi pengguna sepeda Low Rider. Mereka udah punya komunitas sendiri, namanya Low Rider Vredeburg. Kalau disingkat jadi KLOVER, he…he…he…keren juga ya namanya.
Salah satu pendiri Klover, Agun alias Arif Gunawan mengatakan, komunitas itu dibentuk sejak bulan April 2008 lalu. Awalnya, Klover menjadi tempat ngumpulnya beberapa anak pecinta sepeda modifikasi bentuk ceper disamakan dengan Moge alias motor gede. Ternyata dalam perkembangannya, bentuk itu makin beragam. “Kita emang menyadap budaya Amerika yang kita adaptasi jadi bentuk sepeda. Tapi kita tetap nggak lupa ama budaya asli kita koq,“ ujar Agun pemilik sepeda Low Rider seharga Rp 2,75 juta.
“Kita emang udah lama suka ama Low Rider. Aku kecanduan gara-gara temen udah punya duluan,“ kata anggota Klover lainnya, Aji Bayu Dewantaka.
Menurut Aji, awal ketemunya dia dengan komunitas Low Rider pada tahun 2007. Yaitu saat nongkrong di Rabu Gaul UGM. ‘’Tahun 2008, tepatnya kapan aku dah lupa, kita pindah tongkrongan ke depan Vredeburg, karena lokasinya lebih strategis dan gampang dijangkau,“ imbuh Aji yang tercatat sebagai warga Sewon Bantul.
Sementara Klover anggotanya berasal dari berbagai penjuru Jogja. Mereka pun kebanyakan juga masih anak sekolahan yang seneng make Low Rider ke sekolah. ‘’Low Rider menambah penampilan kita jadi lebih cool,’’ tegas Aji.
Soal proses pembuatan juga menarik. Diawali dari desain lalu cari-cari bahan. Ada yang pesen karena harus ngimpor dari negeri asalnya. Tapi ada juga diperoleh dari blusukan ke pelosok desa, plus tempat pembuangan sampah. “Semua itu sah demi kepuasan,“ sergap Agun yang ternyata sampe buka bengkel sepeda di Godean.
Bagaimanapun juga Low Rider itu punya kelemahan. ‘’Kalo pas ujan, mending tiduran di rumah. Sayang krom-nya,’’ alas an Agun.
Selain itu, pengguna Low Rider disarankan make sepatu sol tebel. Ternyata bukan cuma untuk mejeng biar keren, tapi ternyata juga difungsikan untuk rem. ‘’Karena jarang banget low rider yang pake rem he...he...he...,’’ kata Agun sambil nyengir. (per)
Kamus Praktis Low Rider
Ape Hanger : stang tinggi yang bikin penampilan mirip monyet gelantungan.
Banana Seat : sebutan untuk jok
Sissy Bar : sandaran jok
Rainbow : bodi sepeda
Massive Spokes : pelek yang make 144 jari-jari
SEPEDA angin modelnya ceper dengan stang tinggi dan panjang saat ini emang lagi ngetren. Mengadopsi gaya Amerika gitu sih katanya. Bentuknya emang beda ama sepeda umumnya, tapi tetep aja eye catching.
Sepeda bentuk beginian emang nggak cuma enak digenjot, tapi juga asyik dipake mejeng dan berfoto-fotoan narsis untuk dikirim ke yayang. Apalagi dipake nampang muter-muter kampung. So pasti orang-orang pada ngeliat. Yupz, sepeda Low Rider, begitu sebutannya, emang banyak narik perhatian. Apalagi si pengguna biasanya juga berpenampilan keren, tak jarang mereka pake sepatu tebel. Tapi ada rahasia menarik di balik itu.
Di Jogja, namanya yang empunya sepeda gituan jumlahnya udah buanyaaaak banget. Bahkan, kalo pas malem minggu, depan Benteng Vredeburgh Jogja selalu dipenuhi pengguna sepeda Low Rider. Mereka udah punya komunitas sendiri, namanya Low Rider Vredeburg. Kalau disingkat jadi KLOVER, he…he…he…keren juga ya namanya.
Salah satu pendiri Klover, Agun alias Arif Gunawan mengatakan, komunitas itu dibentuk sejak bulan April 2008 lalu. Awalnya, Klover menjadi tempat ngumpulnya beberapa anak pecinta sepeda modifikasi bentuk ceper disamakan dengan Moge alias motor gede. Ternyata dalam perkembangannya, bentuk itu makin beragam. “Kita emang menyadap budaya Amerika yang kita adaptasi jadi bentuk sepeda. Tapi kita tetap nggak lupa ama budaya asli kita koq,“ ujar Agun pemilik sepeda Low Rider seharga Rp 2,75 juta.
“Kita emang udah lama suka ama Low Rider. Aku kecanduan gara-gara temen udah punya duluan,“ kata anggota Klover lainnya, Aji Bayu Dewantaka.
Menurut Aji, awal ketemunya dia dengan komunitas Low Rider pada tahun 2007. Yaitu saat nongkrong di Rabu Gaul UGM. ‘’Tahun 2008, tepatnya kapan aku dah lupa, kita pindah tongkrongan ke depan Vredeburg, karena lokasinya lebih strategis dan gampang dijangkau,“ imbuh Aji yang tercatat sebagai warga Sewon Bantul.
Sementara Klover anggotanya berasal dari berbagai penjuru Jogja. Mereka pun kebanyakan juga masih anak sekolahan yang seneng make Low Rider ke sekolah. ‘’Low Rider menambah penampilan kita jadi lebih cool,’’ tegas Aji.
Soal proses pembuatan juga menarik. Diawali dari desain lalu cari-cari bahan. Ada yang pesen karena harus ngimpor dari negeri asalnya. Tapi ada juga diperoleh dari blusukan ke pelosok desa, plus tempat pembuangan sampah. “Semua itu sah demi kepuasan,“ sergap Agun yang ternyata sampe buka bengkel sepeda di Godean.
Bagaimanapun juga Low Rider itu punya kelemahan. ‘’Kalo pas ujan, mending tiduran di rumah. Sayang krom-nya,’’ alas an Agun.
Selain itu, pengguna Low Rider disarankan make sepatu sol tebel. Ternyata bukan cuma untuk mejeng biar keren, tapi ternyata juga difungsikan untuk rem. ‘’Karena jarang banget low rider yang pake rem he...he...he...,’’ kata Agun sambil nyengir. (per)
Kamus Praktis Low Rider
Ape Hanger : stang tinggi yang bikin penampilan mirip monyet gelantungan.
Banana Seat : sebutan untuk jok
Sissy Bar : sandaran jok
Rainbow : bodi sepeda
Massive Spokes : pelek yang make 144 jari-jari
Musik: Pippet
(Senin, 13 April 2009)
Jalur indie merupakan jalur bebas buat ngeluarin segala bentuk idealisme dalam berkarya jika dibanding dengan mayor label.
IMPIAN empat anak muda yang doyan bermusik, yaitu Galih (vokal), O’ndom (gitar), Buzz (Bass) dan Memed (drum) untuk punya mini album sendiri akhirnya kesampaian juga. Mereka sepakat pakai nama Pippet dan pastinya menempuh jalur indie.
“Dengan indie kita bisa gabungin kebebasan dan kemerdekaan dalam berekspresi,” alasan sang gitaris Pippet, O’ndom.
Katanya sih, genre musik yang diusung pop-rock. Dan pegalaman mentasnya udah cukup banyak, beragam lagi. Mungkin nggak banyak grup pop rock yang manggung diplototin ama ibu-ibu PKK. Tapi itulah kenyataan yang dialami Pippet. Tapi manggung di depan pecinta musik sejati juga udah nggak keitung lagi. “Panggung merupakan tempat kita untuk nyari jati diri, dan dari sana proses kedewasaan dalam berkarya terbentuk,” ujar Buzz bassis Pippet sembari melempar senyum dan mangut-manggut.
Dan dari proses kedewasaan itu Pippet sukses nelorin mini album bertajuk “Perjalanan Panjang Menuju Kedewasaan” yang minggu lalu launching di Boshe VVIP Club.
“Sekarang kita ngerasa udah makin dewasa,” lontar O’ndom penuh semangat.
Selain ada di mini album, pecinta musik juga bisa nemuin lagu Pippet di kompilasi “XL Bebas Ekspresikan Aksimu” dan kompilasi “Satu Hati”.
Pippet yang nongol pada 20 Oktober 2004 dan kini bermarkas took parfum Metro kawasan Nologaten, Jalan Wahid Hasyim 96 Depok, Sleman ini mengawali langkahnya dengan melempar 1.000 keping. “Semoga wanginya toko parfum kita berimbas pada wanginya penjualan mini album kita juga,” harap sang gitaris yang juga juragan parfum ini.
Kenal Lebih Jauh dengan Pippet
Vokal : Galih Ambar Kharisma
Kenapa vokalis satu ini keliatan lebih gemuk? Karena Galih punya hobi makan. Kalo dah makan, bisa-bisa lupa daratan. Band idolanya Rage Against The Machine (RATM)
Gitar : Muh. Irfan Romdhoni (O’ndom)
Gitaris yang juga kepala suku selalu merasa dirinya paling ganteng di antara personel lainnya. Jaga kios parfum adalah pekerjaan keseharian O’ndom yang juga demen molor, apalagi kalo abis ngeronda. Idolanya Kurt Cobain ama My Chemical Romance.
Bass : Pambayun Pideksa (Buzz)
Anak satu ini cukup sehat, karena suka maen futsal. Dia nih demen banget ama The Used.
Drum : Farkhani Ahmad (Memed)
Hobinya selain gebuk-gebukan, Memed juga suka nge-game. Yang nonjol dari dia kalo ngomong suka tereak. Kadang tereakannya lebih cempreng dari suara cymbalnya. (why/fer)
Profil Pippet Band:
Genre : Rock-Alternatif
Berdiri : 20 Oktober 2004
Personel:
Vokal : Galih Ambar Kharisma
Gitar : Muh. Irfan Romdhoni (O’ndom)
Bass : Pambayun Pideksa (Buzz)
Drum : Farkhani Ahmad (Memed)
Additional Musician:
Sequencer & Synth. : Didi
Diskografi:
2005 : Kompilasi XL Bebas, Ekspresikan Aksimu (lagu: Benci Kamu)
2006 : Kompilasi Satu Hati (lagu: It’s Allright)
2009 : Mini Album “Perjalanan Panjang Menuju Kedewasaan”
(Lagu andalan: Tinggalkan Dia Untuk Diriku)
Homebase:
Nologaten, Jalan Wahid Hasyim no. 96
Depok, Sleman 55281
Tlp. : 085643077023 (Dian)
Email : pippetband@yahoo.com
Web : www.pippetrock.com
Jalur indie merupakan jalur bebas buat ngeluarin segala bentuk idealisme dalam berkarya jika dibanding dengan mayor label.
IMPIAN empat anak muda yang doyan bermusik, yaitu Galih (vokal), O’ndom (gitar), Buzz (Bass) dan Memed (drum) untuk punya mini album sendiri akhirnya kesampaian juga. Mereka sepakat pakai nama Pippet dan pastinya menempuh jalur indie.
“Dengan indie kita bisa gabungin kebebasan dan kemerdekaan dalam berekspresi,” alasan sang gitaris Pippet, O’ndom.
Katanya sih, genre musik yang diusung pop-rock. Dan pegalaman mentasnya udah cukup banyak, beragam lagi. Mungkin nggak banyak grup pop rock yang manggung diplototin ama ibu-ibu PKK. Tapi itulah kenyataan yang dialami Pippet. Tapi manggung di depan pecinta musik sejati juga udah nggak keitung lagi. “Panggung merupakan tempat kita untuk nyari jati diri, dan dari sana proses kedewasaan dalam berkarya terbentuk,” ujar Buzz bassis Pippet sembari melempar senyum dan mangut-manggut.
Dan dari proses kedewasaan itu Pippet sukses nelorin mini album bertajuk “Perjalanan Panjang Menuju Kedewasaan” yang minggu lalu launching di Boshe VVIP Club.
“Sekarang kita ngerasa udah makin dewasa,” lontar O’ndom penuh semangat.
Selain ada di mini album, pecinta musik juga bisa nemuin lagu Pippet di kompilasi “XL Bebas Ekspresikan Aksimu” dan kompilasi “Satu Hati”.
Pippet yang nongol pada 20 Oktober 2004 dan kini bermarkas took parfum Metro kawasan Nologaten, Jalan Wahid Hasyim 96 Depok, Sleman ini mengawali langkahnya dengan melempar 1.000 keping. “Semoga wanginya toko parfum kita berimbas pada wanginya penjualan mini album kita juga,” harap sang gitaris yang juga juragan parfum ini.
Kenal Lebih Jauh dengan Pippet
Vokal : Galih Ambar Kharisma
Kenapa vokalis satu ini keliatan lebih gemuk? Karena Galih punya hobi makan. Kalo dah makan, bisa-bisa lupa daratan. Band idolanya Rage Against The Machine (RATM)
Gitar : Muh. Irfan Romdhoni (O’ndom)
Gitaris yang juga kepala suku selalu merasa dirinya paling ganteng di antara personel lainnya. Jaga kios parfum adalah pekerjaan keseharian O’ndom yang juga demen molor, apalagi kalo abis ngeronda. Idolanya Kurt Cobain ama My Chemical Romance.
Bass : Pambayun Pideksa (Buzz)
Anak satu ini cukup sehat, karena suka maen futsal. Dia nih demen banget ama The Used.
Drum : Farkhani Ahmad (Memed)
Hobinya selain gebuk-gebukan, Memed juga suka nge-game. Yang nonjol dari dia kalo ngomong suka tereak. Kadang tereakannya lebih cempreng dari suara cymbalnya. (why/fer)
Profil Pippet Band:
Genre : Rock-Alternatif
Berdiri : 20 Oktober 2004
Personel:
Vokal : Galih Ambar Kharisma
Gitar : Muh. Irfan Romdhoni (O’ndom)
Bass : Pambayun Pideksa (Buzz)
Drum : Farkhani Ahmad (Memed)
Additional Musician:
Sequencer & Synth. : Didi
Diskografi:
2005 : Kompilasi XL Bebas, Ekspresikan Aksimu (lagu: Benci Kamu)
2006 : Kompilasi Satu Hati (lagu: It’s Allright)
2009 : Mini Album “Perjalanan Panjang Menuju Kedewasaan”
(Lagu andalan: Tinggalkan Dia Untuk Diriku)
Homebase:
Nologaten, Jalan Wahid Hasyim no. 96
Depok, Sleman 55281
Tlp. : 085643077023 (Dian)
Email : pippetband@yahoo.com
Web : www.pippetrock.com
Pelajaran di Suka dan di Benci (Share)
(Senin, 13 April 2009)
I Love You Matematika
Mata pelajaran idolaku cuma satu, kesenian. Dari SD aku udah cinta mati ama pelajaran ini. Gimana nggak? Nurut aku kesenian itu pelajaran yang nggak pake mikir. Kita cuman dituntut nari, nyanyi, nggambar, trus dinilai ama guru. He…he…he... apalagi, aku udah suka main musik sejak kecil. Hmm.. jadi tambah cinta deh!
Nginjak bangku sekolah menengah, aku mulai rajin ngeband ama temen-temen. Siang malem aku ngeband, sampe kadang lupa waktu. Namanya juga masih anak-anak. Itu yang bikin nilai-nilai akademikku ancur.. tapi yang ini jangan ditiru ya temen-temen.
Pas SMA aku sekolah di Sekolah Menengah Musik (SMM) di Jogja. Aku milih sekolah ini karena emang bener-bener pengen ngembangin bakat musikku. Trus alasan yang lain karena pengen menghindari pelajaran yang dibenci sejuta umat, Matematika. Yup. Ini salah satu usahaku buat bisa lepas dari matematika. Tapi ternyata.. semua nggak berjalan seperti yang kubayangkan.. Matematika masih berkeliaran di kehidupan sekolahku. Wish math will never exist lah! Ha…ha…ha... ekstrim ya? Ternyata di SMM masih ada pelajaran-pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dan ehem... Matematika!
Alih-alih cari jalan untuk ngejauhin matematika, aku malah nemuin solusi buat “mencintai” pelajaran mematika itu. Kelas matematika yang biasanya ayem banget, aku bikin fun. Misalnya, dulu pas ujian matematika aku bikin lomba. Aku ngajak beberapa temen-temen buat cepet-cepetan ngumpulin lembar jawaban ke meja guru, trus yang bisa ngumpulin pertama dikasih standing applause. Nah aku selalu menang. Bukan. Bukan karena aku pinter matematika. Tapi ujiannya aku jawab A semua! Lagi-lagi yang ini jangan ditiru ya temen-temen. He…he…he... Gara-gara itu, aku jadi suka matematika.
Lalu pelajaran Bahasa Indonesia jadi momok baru. Emang, sebagai pemuda Indonesia, kita kudu cinta bahasa Indonesia. Apalagi pelajaran ini nggak susah-susah amat. Tapi, masalahnya ada pada guru yang mengampu pelajaran itu. Beliau killer banget, dab! Apesnya, aku terlibat beberapa kasus yang bikin aku diinget-inget ama guru yang sekaligus jadi wali kelasku itu. Karena banyaknya kasus yang aku buat, akhirnya aku di DO dari sekolahku.
Pesanku buat para pemuda-pemudi harapan bangsa yang lagi benci ama satu pelajaran, bikin suasana pas belajar mata pelajaran itu jadi fun. Contohnya aku yang awalnya benci ama matematika, akhirnya jadi suka gara-gara aku adain lomba cepet-cepetan ngumpulin lembar jawaban ujian. Nah.. yang jangan dicontoh itu sewaktu aku benci sama mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya karena aku benci ama gurunya, aku jadi benci juga ama pelajarannya, dan itu semua berhasil bikin aku dikeluarin dari sekolah. (arm)
ERIX – vokal dan bassis Endang Soekamti
Mata pelajaran idolaku cuma satu, kesenian. Dari SD aku udah cinta mati ama pelajaran ini. Gimana nggak? Nurut aku kesenian itu pelajaran yang nggak pake mikir. Kita cuman dituntut nari, nyanyi, nggambar, trus dinilai ama guru. He…he…he... apalagi, aku udah suka main musik sejak kecil. Hmm.. jadi tambah cinta deh!
Nginjak bangku sekolah menengah, aku mulai rajin ngeband ama temen-temen. Siang malem aku ngeband, sampe kadang lupa waktu. Namanya juga masih anak-anak. Itu yang bikin nilai-nilai akademikku ancur.. tapi yang ini jangan ditiru ya temen-temen.
Pas SMA aku sekolah di Sekolah Menengah Musik (SMM) di Jogja. Aku milih sekolah ini karena emang bener-bener pengen ngembangin bakat musikku. Trus alasan yang lain karena pengen menghindari pelajaran yang dibenci sejuta umat, Matematika. Yup. Ini salah satu usahaku buat bisa lepas dari matematika. Tapi ternyata.. semua nggak berjalan seperti yang kubayangkan.. Matematika masih berkeliaran di kehidupan sekolahku. Wish math will never exist lah! Ha…ha…ha... ekstrim ya? Ternyata di SMM masih ada pelajaran-pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dan ehem... Matematika!
Alih-alih cari jalan untuk ngejauhin matematika, aku malah nemuin solusi buat “mencintai” pelajaran mematika itu. Kelas matematika yang biasanya ayem banget, aku bikin fun. Misalnya, dulu pas ujian matematika aku bikin lomba. Aku ngajak beberapa temen-temen buat cepet-cepetan ngumpulin lembar jawaban ke meja guru, trus yang bisa ngumpulin pertama dikasih standing applause. Nah aku selalu menang. Bukan. Bukan karena aku pinter matematika. Tapi ujiannya aku jawab A semua! Lagi-lagi yang ini jangan ditiru ya temen-temen. He…he…he... Gara-gara itu, aku jadi suka matematika.
Lalu pelajaran Bahasa Indonesia jadi momok baru. Emang, sebagai pemuda Indonesia, kita kudu cinta bahasa Indonesia. Apalagi pelajaran ini nggak susah-susah amat. Tapi, masalahnya ada pada guru yang mengampu pelajaran itu. Beliau killer banget, dab! Apesnya, aku terlibat beberapa kasus yang bikin aku diinget-inget ama guru yang sekaligus jadi wali kelasku itu. Karena banyaknya kasus yang aku buat, akhirnya aku di DO dari sekolahku.
Pesanku buat para pemuda-pemudi harapan bangsa yang lagi benci ama satu pelajaran, bikin suasana pas belajar mata pelajaran itu jadi fun. Contohnya aku yang awalnya benci ama matematika, akhirnya jadi suka gara-gara aku adain lomba cepet-cepetan ngumpulin lembar jawaban ujian. Nah.. yang jangan dicontoh itu sewaktu aku benci sama mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya karena aku benci ama gurunya, aku jadi benci juga ama pelajarannya, dan itu semua berhasil bikin aku dikeluarin dari sekolah. (arm)
ERIX – vokal dan bassis Endang Soekamti
Pelajaran di Suka dan di Benci
(Senin, 13 April 2009)
Olahraga Bikin Sehat, Matematika Bikin Pusing
PELAJARAN di skul selain bikin kita bete, pusing, ngantuk, dan lain sebaginya, ternyata masih ada juga pelajaran yang bikin kita nggak ngantuk, bahkan bikin tubuh kita sehat dan kuat. Apalagi kalo bukan pelajaran olahraga. He..he..he
Yup, karena nggak bikin ngantuk dan bikin tubuh kita jadi lebih sehat, nggak heran deh kalo olahraga jadi pelajaran yang paling disuka ama responIn, pelajaran olahraga meraih suara terbanyak untuk pelajaran yang paling disuka dengan 37%, disusul pelajaran yang ada kaitannya ama Teknologi Informasi 28%. Banyak responIn yang ngeluarin unek – unek mengapa mereka suka banget ama pelajaran yang selalu ngeluarin keringat sehat ini, salah satunya adalah Hanif Muhammad dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja, “Olahraga itu enjoy dan bikin kita melek di pagi hari, selain itu suasana serius tapi nyantai yang aku peroleh di pelajaran ini justru makin bikin seneng ama pelajaran ini. Bahkan aku sampai bercita–cita jadi guru olahraga,” selorohnya sambil ketawa.
Beda lagi ama Vetty Vera dari Stella Duce 1 Jogja. Cewek manis yang kulitnya sawo matang ini suka banget ama pelajaran olahraga karena ngerasa dapet anugerah dari Tuhan dan punya talenta di bidang olahraga. “Aku bersyukur banget diberi kelebihan ama Tuhan, sehingga aku ngerasa punya talenta di bidang olahraga, khususnya basket.”
Vera -- sapaan akrab Vetty Vera-- yang jagoan basket di sekolahnya juga nambahin, bahwa suka olahraga karena bikin sehat jasmani rohani. ‘’Kita jadi punya raga yang sehat dan jiwa sportif,” katanya.
Selain pelajaran olahraga yang jadi Most Favourite Lessons, pelajaran Teknologi Informasi juga jadi pelajaran kedua yang paling disuka responIn. Era globalisasi yang erat kaitannya ama kecanggihan teknologi jadi salah satu faktor mengapa Teknologi Informasi juga disuka responIn.
Seperti diutarakan Fransisca yang juga temen sekelas Vera. “Kalo aku, paling seneng banget ama pelajaran Teknologi Informasi, coz sekarang kan zamannya IT, jangan sampe deh kita jadi generasi penerus yang gaptek.”
Kalo ada pelajaran yang disuka, so pasti ada pelajaran yang dibenci dan justru bikin responIn lebih semangat buat belajar, meski nggak donk dan susah banget mahaminya. Pelajaran berhitung seperti Matematika (35% ) dan Fisika(30%) bikin responIn pusink dan capek dehh…. he..he..he
“Matematika selalu jadi mimpi burukku saat ujian, meski nggak pernah dapet nilai jelek, namun sebel juga rasanya, coz nggak pernah dapet nilai yang bisa bikin aku tersenyum lebar, ha..ha..ha,” ujar Gus Randy dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja.
Banyak cara dan usaha yang dilakuin ama Gus Randy agar cinta mati ama pelajaran matematika, mulai dari bergaul dengan genk si pandai (kutu buku dan jawara olimpiade matematika) hingga berdoa dan puasa senin – kamis. Salut deh buat Randy, yang udah banyak berusaha mencintai matematika. (had)
Berdoa Khusyuk, Belajar Lebih Giat
APA yang harusnya kita lakuin saat kita nyoba untuk mencintai sesuatu yang nggak kita cinta dan nggak kita suka? Berusaha mencintainya, berdo’a, beramal soleh, dan membuang sampah pada tempatnya. He..he..he
Salut deh buat para responIn, meski nggak suka ama pelajaran yang bikin mereka pusink, toh responIn masih berusaha untuk nggak benci ama itu pelajaran, 42% responIn memilih jalan berdo’a agar mereka nggak benci–benci amat ama pelajaran yang bikin responIn bete, terus 37% responIn nyoba belajar lebih giat supaya bisa sayang ama pelajaran yang mereka benci.
Seperti yang diutarakan Arinda Febriana, siswi dari SMA Negeri 6 Jogja. “Biar aku nggak benci ama pelajaran yang bikin aku susah banget dapet nilai bagus, aku selalu berusaha mencintai apa adanya dan minta ajarin ama temen-temen yang selalu jadi jawara kelas.”
Nggak jauh beda ama si Arinda yang ngandelin para jawara kelas atau kutu buku, Farid Nurul Iman, siswa kelas XI SMA Budi Mulya Dua Jogja. “Hoky banget deh punya temen Si Kutu Buku, bisa kita andelin dalam segala medan pertempuran, baik pas belajar bareng di rumah maupun pas ujian di kelas. “
Farid juga nambahin, “Selain minta bantuin si kutu buku, cara efektif yang sering aku lakuin adalah berdo’a dan memohon petunjuk-Nya.”
Jalan yang ditempuh Arinda dan Farid, kayaknya bisa kita tiru tuh, biar kita nggak terus-terusan negative thinking ama pelajaran yang susah banget kita pelajarin dan kita pahamin. So, kenapa kita kudu benci ama pelajaran? Masih banyak hal yang bisa bikin kita lebih mencintainya. Kita harus nyoba lebih terbuka aja. Jangan ngejudge diri kita nggak bisa. Berdoa juga udah termasuk usaha jitu. He..he..he.. (had/sha)
PELAJARAN di skul selain bikin kita bete, pusing, ngantuk, dan lain sebaginya, ternyata masih ada juga pelajaran yang bikin kita nggak ngantuk, bahkan bikin tubuh kita sehat dan kuat. Apalagi kalo bukan pelajaran olahraga. He..he..he
Yup, karena nggak bikin ngantuk dan bikin tubuh kita jadi lebih sehat, nggak heran deh kalo olahraga jadi pelajaran yang paling disuka ama responIn, pelajaran olahraga meraih suara terbanyak untuk pelajaran yang paling disuka dengan 37%, disusul pelajaran yang ada kaitannya ama Teknologi Informasi 28%. Banyak responIn yang ngeluarin unek – unek mengapa mereka suka banget ama pelajaran yang selalu ngeluarin keringat sehat ini, salah satunya adalah Hanif Muhammad dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja, “Olahraga itu enjoy dan bikin kita melek di pagi hari, selain itu suasana serius tapi nyantai yang aku peroleh di pelajaran ini justru makin bikin seneng ama pelajaran ini. Bahkan aku sampai bercita–cita jadi guru olahraga,” selorohnya sambil ketawa.
Beda lagi ama Vetty Vera dari Stella Duce 1 Jogja. Cewek manis yang kulitnya sawo matang ini suka banget ama pelajaran olahraga karena ngerasa dapet anugerah dari Tuhan dan punya talenta di bidang olahraga. “Aku bersyukur banget diberi kelebihan ama Tuhan, sehingga aku ngerasa punya talenta di bidang olahraga, khususnya basket.”
Vera -- sapaan akrab Vetty Vera-- yang jagoan basket di sekolahnya juga nambahin, bahwa suka olahraga karena bikin sehat jasmani rohani. ‘’Kita jadi punya raga yang sehat dan jiwa sportif,” katanya.
Selain pelajaran olahraga yang jadi Most Favourite Lessons, pelajaran Teknologi Informasi juga jadi pelajaran kedua yang paling disuka responIn. Era globalisasi yang erat kaitannya ama kecanggihan teknologi jadi salah satu faktor mengapa Teknologi Informasi juga disuka responIn.
Seperti diutarakan Fransisca yang juga temen sekelas Vera. “Kalo aku, paling seneng banget ama pelajaran Teknologi Informasi, coz sekarang kan zamannya IT, jangan sampe deh kita jadi generasi penerus yang gaptek.”
Kalo ada pelajaran yang disuka, so pasti ada pelajaran yang dibenci dan justru bikin responIn lebih semangat buat belajar, meski nggak donk dan susah banget mahaminya. Pelajaran berhitung seperti Matematika (35% ) dan Fisika(30%) bikin responIn pusink dan capek dehh…. he..he..he
“Matematika selalu jadi mimpi burukku saat ujian, meski nggak pernah dapet nilai jelek, namun sebel juga rasanya, coz nggak pernah dapet nilai yang bisa bikin aku tersenyum lebar, ha..ha..ha,” ujar Gus Randy dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja.
Banyak cara dan usaha yang dilakuin ama Gus Randy agar cinta mati ama pelajaran matematika, mulai dari bergaul dengan genk si pandai (kutu buku dan jawara olimpiade matematika) hingga berdoa dan puasa senin – kamis. Salut deh buat Randy, yang udah banyak berusaha mencintai matematika. (had)
---------------------------------------------
Berdoa Khusyuk, Belajar Lebih Giat
APA yang harusnya kita lakuin saat kita nyoba untuk mencintai sesuatu yang nggak kita cinta dan nggak kita suka? Berusaha mencintainya, berdo’a, beramal soleh, dan membuang sampah pada tempatnya. He..he..he
Salut deh buat para responIn, meski nggak suka ama pelajaran yang bikin mereka pusink, toh responIn masih berusaha untuk nggak benci ama itu pelajaran, 42% responIn memilih jalan berdo’a agar mereka nggak benci–benci amat ama pelajaran yang bikin responIn bete, terus 37% responIn nyoba belajar lebih giat supaya bisa sayang ama pelajaran yang mereka benci.
Seperti yang diutarakan Arinda Febriana, siswi dari SMA Negeri 6 Jogja. “Biar aku nggak benci ama pelajaran yang bikin aku susah banget dapet nilai bagus, aku selalu berusaha mencintai apa adanya dan minta ajarin ama temen-temen yang selalu jadi jawara kelas.”
Nggak jauh beda ama si Arinda yang ngandelin para jawara kelas atau kutu buku, Farid Nurul Iman, siswa kelas XI SMA Budi Mulya Dua Jogja. “Hoky banget deh punya temen Si Kutu Buku, bisa kita andelin dalam segala medan pertempuran, baik pas belajar bareng di rumah maupun pas ujian di kelas. “
Farid juga nambahin, “Selain minta bantuin si kutu buku, cara efektif yang sering aku lakuin adalah berdo’a dan memohon petunjuk-Nya.”
Jalan yang ditempuh Arinda dan Farid, kayaknya bisa kita tiru tuh, biar kita nggak terus-terusan negative thinking ama pelajaran yang susah banget kita pelajarin dan kita pahamin. So, kenapa kita kudu benci ama pelajaran? Masih banyak hal yang bisa bikin kita lebih mencintainya. Kita harus nyoba lebih terbuka aja. Jangan ngejudge diri kita nggak bisa. Berdoa juga udah termasuk usaha jitu. He..he..he.. (had/sha)
---------------------------------------------
“Guru harus lebih bisa membaca keadaan muridnya. Istilahnya, guru harus lebih peka terhadap keinginan anak. Jangan sampai anak-anak jenuh mendengar gurunya berbicara. Guru jangan takut membuat cara atau metode pembelajaran yang baru. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati murid. Untuk siswa dan siswi SMA, faktor guru sangat mempengaruhi. Sebaiknya guru melakukan sharing langsung dengan murid. Hal ini dilakukan untuk lebih mengetahui keinginan si murid itu sendiri.. Seperti olahraga yang selalu dalam kelompok. Sebaliknya eksak harus dikemas sedemikian rupa supaya lebih menarik minat dan menambah semangat belajar para siswa. “ (sha)
Nur Rosyidah.S.Pd.SMA 1 Teladan Yogyakarta
IN-TALK
“Guru harus lebih bisa membaca keadaan muridnya. Istilahnya, guru harus lebih peka terhadap keinginan anak. Jangan sampai anak-anak jenuh mendengar gurunya berbicara. Guru jangan takut membuat cara atau metode pembelajaran yang baru. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati murid. Untuk siswa dan siswi SMA, faktor guru sangat mempengaruhi. Sebaiknya guru melakukan sharing langsung dengan murid. Hal ini dilakukan untuk lebih mengetahui keinginan si murid itu sendiri.. Seperti olahraga yang selalu dalam kelompok. Sebaliknya eksak harus dikemas sedemikian rupa supaya lebih menarik minat dan menambah semangat belajar para siswa. “ (sha)
Nur Rosyidah.S.Pd.SMA 1 Teladan Yogyakarta
---------------------------------------------
“Nurut aku matematika itu ngebosenin, tapi tergantung dari babnya. Kalo olahraga adalah obat untuk kejenuhan kita selama seminggu di kelas. “
Puput Adhi SMA 1 Teladan Yogyakarta XI IPS
“Guru yang ngebosenin kudu rajin buat inovasi. Jangan di kelas terus.. biar nggak jenuh gitu. Mata pelajaran yang berat itu kudu kita dapetin suasana yang santai dan ceria.“
Clara Tabita Putri Sularso SMA Stella Duce 1 Xi IPS
“Metode pembelajaran buat pelajaran yang ribet and susah itu seharusnya Sersan (serius tapi santai). Biar gak spaneng banget. Yah…benernya kalo ngerti topiknya seh gampang. Kayak olahraga yang selalu menyenangkan.” (sha)
IN-VOICES
Muh.Ilham SMA muh.Kolombo Xii IPA“Nurut aku matematika itu ngebosenin, tapi tergantung dari babnya. Kalo olahraga adalah obat untuk kejenuhan kita selama seminggu di kelas. “
Puput Adhi SMA 1 Teladan Yogyakarta XI IPS
“Guru yang ngebosenin kudu rajin buat inovasi. Jangan di kelas terus.. biar nggak jenuh gitu. Mata pelajaran yang berat itu kudu kita dapetin suasana yang santai dan ceria.“
Clara Tabita Putri Sularso SMA Stella Duce 1 Xi IPS
“Metode pembelajaran buat pelajaran yang ribet and susah itu seharusnya Sersan (serius tapi santai). Biar gak spaneng banget. Yah…benernya kalo ngerti topiknya seh gampang. Kayak olahraga yang selalu menyenangkan.” (sha)
Memasak di Budi Mulia Dua
(Selasa, 7 April 2009)
BIASANYA, kalo jam pelajaran ampe kepanjangan bikin temen-temen jadi boring. Tapi nggak begitu bagi temen-temen di SMA Internasional Budi Mulia Dua Jogja. ‘’Apalagi kalo ikutan pelajaran Culinary Art,’’ sergap Aisha Hanum, murid kelas XI itu penuh semangat.
Hmmm…dari namanya aja udah bikin perut tambah laper nih…. karena tampaknya ini jenisnya “maknyuss…” di televisi itu ya? Eits, ternyata nggak jauh beda. Bahkan yang ini bukan cuman icip-icip aja, tapi lebih seru lagi karena ada wajib masaknya sekalian. Kalo di Indonesia lebih populer dengan sebutan tata boga.
Pelajaran yang bikin perut tambah laper ini bisa diikuti tiap Selasa jam setengah tiga ampe jam empat sore. Yaitu di saat-saat cacing perut pas pada demo, jadi klop buanget..!
Pelajaran ini emang asik banget, karena semua bahan yang mau dimasak udah komplit disediain ama sekolah. Muridnya cukup bawa pisau dan celemek. Jadi, di sekolah tinggal praktek dan makan… hmmm… mantab cing!
“Kita terbagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok ada lima orang. Ada yang bagian ngiris, numis, de..el..el,” imbuh Aisha Hanum.
Katanya sih, udah banyak banget resep yang dicoba di Lab Culinary Art (padahal maksudnya cuman dapur sekolah,red). Dari masakan nusantara, luar negri, ampe eksperimen gabungan. “Pernah bikin kroket dengan bahan ketela. Hasilnya lumayan juga. he..he..he..kenyang,” kesan Abdul Aziz Purnama Adi, yang juga andalan tim basket SMA Budi Mulia Dua.
Trus, kira-kira menu apa yang jadi favorit mereka ya? “Ayam goreng Habang!!” serempak mereka kompak teriak. Ayam ras jenis baru kale? “Itu ayam yang digoreng, trus dimasak pake cabe atau ayam saos merah. Ini makanan khas Kalimantan,” jelas Lukman Arief.
Ternyata, mereka nggak cuman masak-masak terus dimakan, tapi juga mencoba memamerkan masakannya ke teman-temannya. Terutama pas ada Open House BMD, anak-anak Culinary Art buka stand lalu jual masakan karya mereka sendiri. Hasilnya, laris manis boss…!
Selain cerita soal kesuksesan, temen-temen culinary art juga ngaku sering gagal juga. ‘’Namanya aja belajar, pasti ada pahitnya juga. Apalagi kalo pas gosong, jadi betul-betul pait rasanya. Salah satu yang masih terkenang pas bikin Sponge Cake. Eee…. cake-nya malah kemps. Akhirnya kita kasih nama Cake Bantat, he...he..he...” kenang Dzakiya Dina yang akrab dipanggil Zazi. (gun/arm)
Pelajaran yang Bikin Kenyang
BIASANYA, kalo jam pelajaran ampe kepanjangan bikin temen-temen jadi boring. Tapi nggak begitu bagi temen-temen di SMA Internasional Budi Mulia Dua Jogja. ‘’Apalagi kalo ikutan pelajaran Culinary Art,’’ sergap Aisha Hanum, murid kelas XI itu penuh semangat.
Hmmm…dari namanya aja udah bikin perut tambah laper nih…. karena tampaknya ini jenisnya “maknyuss…” di televisi itu ya? Eits, ternyata nggak jauh beda. Bahkan yang ini bukan cuman icip-icip aja, tapi lebih seru lagi karena ada wajib masaknya sekalian. Kalo di Indonesia lebih populer dengan sebutan tata boga.
Pelajaran yang bikin perut tambah laper ini bisa diikuti tiap Selasa jam setengah tiga ampe jam empat sore. Yaitu di saat-saat cacing perut pas pada demo, jadi klop buanget..!
Pelajaran ini emang asik banget, karena semua bahan yang mau dimasak udah komplit disediain ama sekolah. Muridnya cukup bawa pisau dan celemek. Jadi, di sekolah tinggal praktek dan makan… hmmm… mantab cing!
“Kita terbagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok ada lima orang. Ada yang bagian ngiris, numis, de..el..el,” imbuh Aisha Hanum.
Katanya sih, udah banyak banget resep yang dicoba di Lab Culinary Art (padahal maksudnya cuman dapur sekolah,red). Dari masakan nusantara, luar negri, ampe eksperimen gabungan. “Pernah bikin kroket dengan bahan ketela. Hasilnya lumayan juga. he..he..he..kenyang,” kesan Abdul Aziz Purnama Adi, yang juga andalan tim basket SMA Budi Mulia Dua.
Trus, kira-kira menu apa yang jadi favorit mereka ya? “Ayam goreng Habang!!” serempak mereka kompak teriak. Ayam ras jenis baru kale? “Itu ayam yang digoreng, trus dimasak pake cabe atau ayam saos merah. Ini makanan khas Kalimantan,” jelas Lukman Arief.
Ternyata, mereka nggak cuman masak-masak terus dimakan, tapi juga mencoba memamerkan masakannya ke teman-temannya. Terutama pas ada Open House BMD, anak-anak Culinary Art buka stand lalu jual masakan karya mereka sendiri. Hasilnya, laris manis boss…!
Selain cerita soal kesuksesan, temen-temen culinary art juga ngaku sering gagal juga. ‘’Namanya aja belajar, pasti ada pahitnya juga. Apalagi kalo pas gosong, jadi betul-betul pait rasanya. Salah satu yang masih terkenang pas bikin Sponge Cake. Eee…. cake-nya malah kemps. Akhirnya kita kasih nama Cake Bantat, he...he..he...” kenang Dzakiya Dina yang akrab dipanggil Zazi. (gun/arm)
DRAFT Bomber Street Art
(Selasa, 7 April 2009)
CORAT coret di tembok tanpa arti emang sering bikin gerah. Tapi beda kalau coretan itu punya nilai seni. Corat coret itu emang muncul sebagai produk budaya dari komunitas seni masyarakat urban. Tapi juga bisa jadi kreasi personal mewakili pernyataan sikap. Maka mereka gunain tuh tembok putih di jalanan sebagai target.
Salah satu nama komunitas yang bisa dirujuk adalah DRAFT Bomber Street Art. Komunitas ini mulai eksis ada sekitar setahun lalu. Anggotanya tak lain adalah anak-anak sekolah.
Bagi mereka, kegiatan yang mereka lakuin itu adalah positif. “Bomber itu lebih bagus ketimbang corat-coret ga’ jelas yang ujung-ujungnya bikin rusuh,” kata Yonathan Prasetyo Saksono, anggota DRAFT bomber yang masih duduk di bangku SMP ini.
Menurut Yonathan, mereka merasa senang karena aspirasi seninya bisa kesampean nempel di dinding, meski kadang harus kucing-kucingan ama aparat. Karena sebagian aparat masih mengganggap aktivitas corat-coret itu illegal. ‘’Beda dengan pihak sekolah yang malah kasih kesempatan kita menggambar dinding depan sekolah. Bagus khan meski kita masih SMP, ha… ha… ha..,“ seloroh bangga Singgih Trianto, anggota DRAFT lain sembari memamin karyanya.
Menurut mereka, makin banyaknya komunitas bomber di Jogja makin memacu mereka untuk lebih kreatif dalam menggambar. Jika antar komunitas itu ketemuan, sering mereka ajakin sharing, atau saling ajar soal teknik-teknik menggambar. ‘’Kebersamaan antar komunitas itu bisa diliat dari adanya event-event gambar resmi ato saat turun ke jalan. Kami juga diajari mas-mas para senior seperti komunitas Love Hate Love, YORC, DOTZ, “ tambah Yonathan
Katanya sih, mereka sering ketemuan di kawasan Lempuyangan, Gejayan. Namun mereka busa home base di Jalan Mataram. Di sana terdapat Distro yang menyediakan peralatan bomber, seperti masker, spidol khusus bomber dan cat-cat yang digunakan untuk menggambar. “Kita biasanya pake pilox mas, murah. Namanya juga masih belajar kita harus nabung, lalu kita pake duit kita sendiri.“
Menurut Yonathan, untuk gabung jadi anggota bomber nggak pake syarat khusus atau seleksi ketat. ‘’Cuma kudu bisa gambar, udah gak ada syarat yang aneh-aneh lagi,’’ katanya.
Salah satu keunikan dari komunitas bomber adalah, jika ada gambar yang tertumpuk oleh komunitas bomber lain, maka kedua komunitas itu akan beradu memperlihatkan kemampuan, biasanya disebut battle. Namun endingnya adalah tukar pikiran dan kemampuan.
‘’Harapan kami cuma satu, mewarnai Jogja agar lebih indah dan terbebas dari coretan yang merugikan. Ya, supaya Jogja bisa jadi barometer bomber-bomber kota lain,’’ harap Singgih. (per)
Bomber Street Art Community
CORAT coret di tembok tanpa arti emang sering bikin gerah. Tapi beda kalau coretan itu punya nilai seni. Corat coret itu emang muncul sebagai produk budaya dari komunitas seni masyarakat urban. Tapi juga bisa jadi kreasi personal mewakili pernyataan sikap. Maka mereka gunain tuh tembok putih di jalanan sebagai target.
Salah satu nama komunitas yang bisa dirujuk adalah DRAFT Bomber Street Art. Komunitas ini mulai eksis ada sekitar setahun lalu. Anggotanya tak lain adalah anak-anak sekolah.
Bagi mereka, kegiatan yang mereka lakuin itu adalah positif. “Bomber itu lebih bagus ketimbang corat-coret ga’ jelas yang ujung-ujungnya bikin rusuh,” kata Yonathan Prasetyo Saksono, anggota DRAFT bomber yang masih duduk di bangku SMP ini.
Menurut Yonathan, mereka merasa senang karena aspirasi seninya bisa kesampean nempel di dinding, meski kadang harus kucing-kucingan ama aparat. Karena sebagian aparat masih mengganggap aktivitas corat-coret itu illegal. ‘’Beda dengan pihak sekolah yang malah kasih kesempatan kita menggambar dinding depan sekolah. Bagus khan meski kita masih SMP, ha… ha… ha..,“ seloroh bangga Singgih Trianto, anggota DRAFT lain sembari memamin karyanya.
Menurut mereka, makin banyaknya komunitas bomber di Jogja makin memacu mereka untuk lebih kreatif dalam menggambar. Jika antar komunitas itu ketemuan, sering mereka ajakin sharing, atau saling ajar soal teknik-teknik menggambar. ‘’Kebersamaan antar komunitas itu bisa diliat dari adanya event-event gambar resmi ato saat turun ke jalan. Kami juga diajari mas-mas para senior seperti komunitas Love Hate Love, YORC, DOTZ, “ tambah Yonathan
Katanya sih, mereka sering ketemuan di kawasan Lempuyangan, Gejayan. Namun mereka busa home base di Jalan Mataram. Di sana terdapat Distro yang menyediakan peralatan bomber, seperti masker, spidol khusus bomber dan cat-cat yang digunakan untuk menggambar. “Kita biasanya pake pilox mas, murah. Namanya juga masih belajar kita harus nabung, lalu kita pake duit kita sendiri.“
Menurut Yonathan, untuk gabung jadi anggota bomber nggak pake syarat khusus atau seleksi ketat. ‘’Cuma kudu bisa gambar, udah gak ada syarat yang aneh-aneh lagi,’’ katanya.
Salah satu keunikan dari komunitas bomber adalah, jika ada gambar yang tertumpuk oleh komunitas bomber lain, maka kedua komunitas itu akan beradu memperlihatkan kemampuan, biasanya disebut battle. Namun endingnya adalah tukar pikiran dan kemampuan.
‘’Harapan kami cuma satu, mewarnai Jogja agar lebih indah dan terbebas dari coretan yang merugikan. Ya, supaya Jogja bisa jadi barometer bomber-bomber kota lain,’’ harap Singgih. (per)
Tie Dye
(Selasa, 7 April 2009)
Tie Dye Hang Out Bermodal Semangat Hippies
TIE DYE emang lagi bikin demam. Nggak hanya di negeri ini, tapi konsep tekstil kaum hippies yang sempat ngetren di tahun 70 an ini juga tengah menarik perhatian para desainer dunia papan atas, seperti Roberto Cavalli, Anna Sui, Oscar de laranta, dan banyak lagi nama lainnya.
Warna warna ceria tie dye itupun masuk daftar mode sesi musim panas dan semi. Paling enak sih pakenya waktu hang out ato jadi outfit santai kamu. Kita kasih kamu contekan buat bikin tye dye kamu ga biasa alias outstanding.
Coba aja tengok gaya Elegant Casual yang dipake ama Nyimas Milka Ayu Nabila ini. Ungu jadi warna yang wajib punya di tahun ini. Jika di Indonesia ungu dianggap warna janda, maka sangat jauh berbeda dengan di Eropa. Karena di sono, warna ungu justru mencerminkan warna bangsawan di zaman dulu. Coba aja paduin tie dye shirt satu ini dengan jeans mirip celana Aladdin. Tetep aja keliatan kasual, tapi tetep elegan khan? Jangan lupa bangles ungunya dipake juga. Biar makin klik buat jalan bareng temen, pake sepatu flats kamu yah ...
Feminin Chic
Lagi suntuk, asyiknya jalan bareng ama gebetan. Coba bikin si dia terpesona ama gaya feminine kamu. Tenang aja, nggak terlalu feminin banget sih. Pake rok selutut item dipadu ama tie dye udah dapet banget aura ceweknya.
My Sweet Dress
Buat weekend nanti, lepasin penat setelah seminggu berkutat di skul dan kegiatan ekskul kamu dengan secangkir kopi favorit. Ke kafe sambil nonton live music yang biasanya digelar tiap sabtu-minggu dengan iringan dress ceria ini. Bisa juga dipakein legging setumit atau dipake gitu ajah juga sip. Karena motifnya uda rame, pake accessories yang simple aja uda cukup jadi modal buat kenalan ama band yang manggung, he..he...he….
Mix the Grunge
Buat kamu yang suka warna gelap, tie dye juga ada kok yang nggak melulu warna ngejreng. Di sini, kita pilihin tie dye warna biru gelap yang dipaduin ama vest berkerah biar dapet sedikit unsur maskulin. Tinggal pasangin ama rok mini dan kupluk ini, jadi deh makin keren. (yut)
TIE DYE emang lagi bikin demam. Nggak hanya di negeri ini, tapi konsep tekstil kaum hippies yang sempat ngetren di tahun 70 an ini juga tengah menarik perhatian para desainer dunia papan atas, seperti Roberto Cavalli, Anna Sui, Oscar de laranta, dan banyak lagi nama lainnya.
Warna warna ceria tie dye itupun masuk daftar mode sesi musim panas dan semi. Paling enak sih pakenya waktu hang out ato jadi outfit santai kamu. Kita kasih kamu contekan buat bikin tye dye kamu ga biasa alias outstanding.
Coba aja tengok gaya Elegant Casual yang dipake ama Nyimas Milka Ayu Nabila ini. Ungu jadi warna yang wajib punya di tahun ini. Jika di Indonesia ungu dianggap warna janda, maka sangat jauh berbeda dengan di Eropa. Karena di sono, warna ungu justru mencerminkan warna bangsawan di zaman dulu. Coba aja paduin tie dye shirt satu ini dengan jeans mirip celana Aladdin. Tetep aja keliatan kasual, tapi tetep elegan khan? Jangan lupa bangles ungunya dipake juga. Biar makin klik buat jalan bareng temen, pake sepatu flats kamu yah ...
Feminin Chic
Lagi suntuk, asyiknya jalan bareng ama gebetan. Coba bikin si dia terpesona ama gaya feminine kamu. Tenang aja, nggak terlalu feminin banget sih. Pake rok selutut item dipadu ama tie dye udah dapet banget aura ceweknya.
My Sweet Dress
Buat weekend nanti, lepasin penat setelah seminggu berkutat di skul dan kegiatan ekskul kamu dengan secangkir kopi favorit. Ke kafe sambil nonton live music yang biasanya digelar tiap sabtu-minggu dengan iringan dress ceria ini. Bisa juga dipakein legging setumit atau dipake gitu ajah juga sip. Karena motifnya uda rame, pake accessories yang simple aja uda cukup jadi modal buat kenalan ama band yang manggung, he..he...he….
Mix the Grunge
Buat kamu yang suka warna gelap, tie dye juga ada kok yang nggak melulu warna ngejreng. Di sini, kita pilihin tie dye warna biru gelap yang dipaduin ama vest berkerah biar dapet sedikit unsur maskulin. Tinggal pasangin ama rok mini dan kupluk ini, jadi deh makin keren. (yut)
Album Shaggydog
(Senin, 6 April 2009)
SUKSES dengan album Kembali Berdansa yang sempat ’’membawa’’ mereka ngrasain dinginnya hawa Eropa, kini Shaggydog udah siap-siap masuk bilik rekam untuk bikin album baru. Band ini personilnya masih ajeg, ada enam orang, Heru (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bass), Yoyo’ (drum), Lilik (kibor).
Katanya sih, proses recording udah jalan. Sekarang masih nunggu proses mixing-nya yang tengah sibuk dikerjakan dan belum kelar.
Di album barunya itu, Shaggydog udah nyiapin 12 lagu dengan komposisi lagu baru dan lagu lama tapi baru. Asyik khan? Maksudnya lagu lama yang diotak atik aransemennya sehingga berasa fresh lagi. “Lagu lama yang kita aransemen ulang. Salah satunya Skuter Boyz, lagu ini kita edit lagi liriknya dari English Version jadi Indonesia banget. Judulnya Sabtu Malam,” jelas sang vokalis, Heru Wahyono yang kelahiran Denpasar.
Rencananya, grup musik yang populer karena lagu Di Sayidan ini akan meluncurkan albumnya itu di pertengahan tahun ini. “Kalau nggak ada kendala, dan proses mixing kelar, pasti segera kita rilis. Ya… sekitaran bulan Mei atau Juni tahun ini. Pokoknya setelah Pemilu legislative,” kata si pengidola Bob Marley ini.
“Jadi para Doggiez (sebutan fans Shaggydog) harap sabar dan tunggu kejutan dari album baru kita ini,” imbuhnya.
Katanya, hal-hal menyangkut sosial kehidupan masyarakat yang jadi inspirasi album mereka. Ya mulai soal premanisme, tato sampe cinta akan berhamburan di seluruh lagu mereka. “Dari sisi musikalitas, kami jauh lebih berkembang. Dan dijamin eksplorasinya bakal lebih luas lagi. Masing-masing lagu kami mewakili beberapa jenis musik yang ada,” ujar Aloysius Oddisey Sanco, sang bassis yang biasa dipanggil Bandizt.
Di albumnya yang kelima, Shaggydog secara keseluruhan banyak dipengaruhi musisi internasional maupun Indonesia, seperti Cat Empire, James Brown, Jack Johnson, Cherry Poppin Daddies, Hepcat, Slank, Song Beach Dub Allstars dan tentunya si legenda reggae dunia, Bob Marley.
Di samping meluncurkan album kelimanya, Shaggydog juga berencana nglempar rilisan film dokumenter beberapa bulan setelahnya. Film dokumenter itu digarap Tedjo Bhaskoro yang bercerita soal sisi lain para personel Shaggydog di luar bermusik. “Kalau kita nilai sih, film ini kayak reality show, dan ada unsur humornya. Beberapa komentator juga bakal ikut hadir, seperti Kaka Slank, Sawung Jabo maupun Tony Q,” jelas keyboardis Shaggydog Lilik Sugiyarto sambil senyum.
“Sebenarnya sih, film dokumentasi ini pernah diputar perdana pas ultah kesepuluh Shaggydog pada tahun 2007 silam, namun sampai sejauh ini belum pernah kita rilis, ya akhirnya keluar deh ide untuk merilisnya,” tutupnya. (why)
Profil Shaggydog:
Heru Wahyono - Vokalis
Richard Bernado - Gitaris
Raymondus Anton Bramantoro - Gitaris
Aloysius Oddisey Sanco (Bandizt) - Bassis
Lilik Sugiyarto - Keyboardist
Yustinus Satria Hendrawan (Yoyok) - Drummer
Discography:
1999 - Shaggydog
2001 - Bersama
2003 - Hot Dogz Show
2006 - Kembali Berdansa
Homebase :
Doggy House
Jalan Nogosari 1B
Patehan, Kraton, Yogyakarta 55133
Telp : 08157950550
Email : info@shaggydogjogja.com / zoolmetz@yahoo.com
Web : www.shaggydogjogja.com
Luncurkan Album Baru Selepas Pemilu Legislatif
SUKSES dengan album Kembali Berdansa yang sempat ’’membawa’’ mereka ngrasain dinginnya hawa Eropa, kini Shaggydog udah siap-siap masuk bilik rekam untuk bikin album baru. Band ini personilnya masih ajeg, ada enam orang, Heru (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Bandizt (bass), Yoyo’ (drum), Lilik (kibor).
Katanya sih, proses recording udah jalan. Sekarang masih nunggu proses mixing-nya yang tengah sibuk dikerjakan dan belum kelar.
Di album barunya itu, Shaggydog udah nyiapin 12 lagu dengan komposisi lagu baru dan lagu lama tapi baru. Asyik khan? Maksudnya lagu lama yang diotak atik aransemennya sehingga berasa fresh lagi. “Lagu lama yang kita aransemen ulang. Salah satunya Skuter Boyz, lagu ini kita edit lagi liriknya dari English Version jadi Indonesia banget. Judulnya Sabtu Malam,” jelas sang vokalis, Heru Wahyono yang kelahiran Denpasar.
Rencananya, grup musik yang populer karena lagu Di Sayidan ini akan meluncurkan albumnya itu di pertengahan tahun ini. “Kalau nggak ada kendala, dan proses mixing kelar, pasti segera kita rilis. Ya… sekitaran bulan Mei atau Juni tahun ini. Pokoknya setelah Pemilu legislative,” kata si pengidola Bob Marley ini.
“Jadi para Doggiez (sebutan fans Shaggydog) harap sabar dan tunggu kejutan dari album baru kita ini,” imbuhnya.
Katanya, hal-hal menyangkut sosial kehidupan masyarakat yang jadi inspirasi album mereka. Ya mulai soal premanisme, tato sampe cinta akan berhamburan di seluruh lagu mereka. “Dari sisi musikalitas, kami jauh lebih berkembang. Dan dijamin eksplorasinya bakal lebih luas lagi. Masing-masing lagu kami mewakili beberapa jenis musik yang ada,” ujar Aloysius Oddisey Sanco, sang bassis yang biasa dipanggil Bandizt.
Di albumnya yang kelima, Shaggydog secara keseluruhan banyak dipengaruhi musisi internasional maupun Indonesia, seperti Cat Empire, James Brown, Jack Johnson, Cherry Poppin Daddies, Hepcat, Slank, Song Beach Dub Allstars dan tentunya si legenda reggae dunia, Bob Marley.
Di samping meluncurkan album kelimanya, Shaggydog juga berencana nglempar rilisan film dokumenter beberapa bulan setelahnya. Film dokumenter itu digarap Tedjo Bhaskoro yang bercerita soal sisi lain para personel Shaggydog di luar bermusik. “Kalau kita nilai sih, film ini kayak reality show, dan ada unsur humornya. Beberapa komentator juga bakal ikut hadir, seperti Kaka Slank, Sawung Jabo maupun Tony Q,” jelas keyboardis Shaggydog Lilik Sugiyarto sambil senyum.
“Sebenarnya sih, film dokumentasi ini pernah diputar perdana pas ultah kesepuluh Shaggydog pada tahun 2007 silam, namun sampai sejauh ini belum pernah kita rilis, ya akhirnya keluar deh ide untuk merilisnya,” tutupnya. (why)
Profil Shaggydog:
Heru Wahyono - Vokalis
Richard Bernado - Gitaris
Raymondus Anton Bramantoro - Gitaris
Aloysius Oddisey Sanco (Bandizt) - Bassis
Lilik Sugiyarto - Keyboardist
Yustinus Satria Hendrawan (Yoyok) - Drummer
Discography:
1999 - Shaggydog
2001 - Bersama
2003 - Hot Dogz Show
2006 - Kembali Berdansa
Homebase :
Doggy House
Jalan Nogosari 1B
Patehan, Kraton, Yogyakarta 55133
Telp : 08157950550
Email : info@shaggydogjogja.com / zoolmetz@yahoo.com
Web : www.shaggydogjogja.com
Review: Rancid Indestructible
(Senin, 6 April 2009)
BAND ini disebut-sebut sebagai band punk terbesar sepanjang masa. Rancid emang nggak pernah meninggalkan ciri khasnya soal pembuatan album, seperti album Indestructible yang dirilis tahun 2003.
Hits pertama yang mereka andalin, Fall Back Down udah jadi track easy listening khas Rancid dengan kemasan gitar mixed punk-pop. Taburan irama ska juga mengalun lewat track Red Hot Moon yang mereka jagokan untuk hits single keduanya. Bahkan Conan O 'Brien, vokalis Transplants juga ikut menyumbangkan suaranya di track David Courtney. Juga masih ada lengkingan suara tinggi Tim Amstrong di track Start Now. Masih ada lagi, Out of Control yang juga dijadikan salah satu lagu pengisi game populer NFS : Underground.
Tak kalah kondang, Django, Aressted in Shanghai dan Travis Bickle juga bisa jadi bukti kematangan Rancid sebagai band punk yang matang. Improvisasi dari tiga track itu membuat kita sejenak meninggalkan Rancid sebagai band punk murni. Karena intro-chours-outro nya emang dibuat berbeda. Back Up Against The Wall tampaknya jadi track andalan yang banyak menginspirasi orang. Karena kekuatan liriknya emang udah sesuai dengan idealisme musik punk. Overall, Indestructible layak jadi album masterpiece punk sepanjang masa. Dan nggak salah jika perlu disematkan lima bintang untuk album mereka ini. (fer)
Rancid Makin Kokoh di Jalur Punk
BAND ini disebut-sebut sebagai band punk terbesar sepanjang masa. Rancid emang nggak pernah meninggalkan ciri khasnya soal pembuatan album, seperti album Indestructible yang dirilis tahun 2003.
Hits pertama yang mereka andalin, Fall Back Down udah jadi track easy listening khas Rancid dengan kemasan gitar mixed punk-pop. Taburan irama ska juga mengalun lewat track Red Hot Moon yang mereka jagokan untuk hits single keduanya. Bahkan Conan O 'Brien, vokalis Transplants juga ikut menyumbangkan suaranya di track David Courtney. Juga masih ada lengkingan suara tinggi Tim Amstrong di track Start Now. Masih ada lagi, Out of Control yang juga dijadikan salah satu lagu pengisi game populer NFS : Underground.
Tak kalah kondang, Django, Aressted in Shanghai dan Travis Bickle juga bisa jadi bukti kematangan Rancid sebagai band punk yang matang. Improvisasi dari tiga track itu membuat kita sejenak meninggalkan Rancid sebagai band punk murni. Karena intro-chours-outro nya emang dibuat berbeda. Back Up Against The Wall tampaknya jadi track andalan yang banyak menginspirasi orang. Karena kekuatan liriknya emang udah sesuai dengan idealisme musik punk. Overall, Indestructible layak jadi album masterpiece punk sepanjang masa. Dan nggak salah jika perlu disematkan lima bintang untuk album mereka ini. (fer)
Pemilu Legislatif (Share)
(Senin, 6 April 2009)
Barengan ke TPS Kayak Mau Kondangan
BELUM melek politik tapi udah harus nyoblos. Itu yang aku rasakan saat ikutan Pemilu pertama. Ya, waktu itu aku pas kelas 2 SMA. Karena nggak paham politik, otomatis aku minta arahan dari ortu. Jadi sehari sebelum hari pencoblosan, aku belajar singkat soal politik. Tapi ortu tetep ngasih kebebasan buat aku soal pilihan. Mereka nggak pernah maksa aku untuk milih partai yang mereka berdua pilih, meski kedua orangtuaku adalah penganut setia salah satu partai.
Kebetulan banget saat itu TPS (Tempat Pemungutan Suara) deket ama rumah. Jadi kita pergi bareng-bareng, kayak orang mau kondangan. Ternyata asyik juga, he..he..he..
Kalo soal kampanye pake konvoi motor dan musik dengan spirit kenceng-kencengan suara, bagi aku itu nggak mengganggu. Karena aku tau itu cara mereka cari massa. Aku merasa terganggu kalo kampanye rusuh pake lempar-lemparan, atau gebuk-gebukkan. Jadi kampanye yang asyik itu emang yang damai-damai aja dan bisa dinikmati tanpa ngeganggu kepentingan orang banyak.
Aku ngeliat partai-partai sekarang cari massa masih nggunain kekuatan musik dan artis. Kayak kemarin pas musim kampanye, Maia juga tampil di kampanye salah satu partai. Tapi itu bukan berarti kita jadi ikon partai tersebut. Itu khan cuman bagian dari profesionalitas aja.
Oh iya, buat temen-temen yang baru pertama kali milih. Gunakan hak pilih kalian sebaik-baiknya ya. Karena satu suara dari kalian bisa sangat berpengaruh terhadap kebaikan negara. Walaupun kalian belum tau soal politik, kalian kudu milih, karena itu awal kalian untuk belajar. Dan sebelum menjatuhkan pilihan, paling nggak kalian kudu tau sedikit-sedikit tentang apa yang kalian pilih. He..he..he.. sok politis ya? This is the time for us to make our country better than before! (arm)
(Meychan Duo Maia)
BELUM melek politik tapi udah harus nyoblos. Itu yang aku rasakan saat ikutan Pemilu pertama. Ya, waktu itu aku pas kelas 2 SMA. Karena nggak paham politik, otomatis aku minta arahan dari ortu. Jadi sehari sebelum hari pencoblosan, aku belajar singkat soal politik. Tapi ortu tetep ngasih kebebasan buat aku soal pilihan. Mereka nggak pernah maksa aku untuk milih partai yang mereka berdua pilih, meski kedua orangtuaku adalah penganut setia salah satu partai.
Kebetulan banget saat itu TPS (Tempat Pemungutan Suara) deket ama rumah. Jadi kita pergi bareng-bareng, kayak orang mau kondangan. Ternyata asyik juga, he..he..he..
Kalo soal kampanye pake konvoi motor dan musik dengan spirit kenceng-kencengan suara, bagi aku itu nggak mengganggu. Karena aku tau itu cara mereka cari massa. Aku merasa terganggu kalo kampanye rusuh pake lempar-lemparan, atau gebuk-gebukkan. Jadi kampanye yang asyik itu emang yang damai-damai aja dan bisa dinikmati tanpa ngeganggu kepentingan orang banyak.
Aku ngeliat partai-partai sekarang cari massa masih nggunain kekuatan musik dan artis. Kayak kemarin pas musim kampanye, Maia juga tampil di kampanye salah satu partai. Tapi itu bukan berarti kita jadi ikon partai tersebut. Itu khan cuman bagian dari profesionalitas aja.
Oh iya, buat temen-temen yang baru pertama kali milih. Gunakan hak pilih kalian sebaik-baiknya ya. Karena satu suara dari kalian bisa sangat berpengaruh terhadap kebaikan negara. Walaupun kalian belum tau soal politik, kalian kudu milih, karena itu awal kalian untuk belajar. Dan sebelum menjatuhkan pilihan, paling nggak kalian kudu tau sedikit-sedikit tentang apa yang kalian pilih. He..he..he.. sok politis ya? This is the time for us to make our country better than before! (arm)
(Meychan Duo Maia)
Pemilu Legislatif
(Senin, 6 April 2009)
CALON Legislatif yang akan dipilih oleh responIn (responden Indikasi) pada 9 April mendatang, ternyata nggak harus bermodal famous dan tajir doank. Tapi mereka juga kudu smart alias pinter. Buktinya 71,3 persen responIn paling doyan ama caleg yang smart. Seperti yang diutarakan Arnanda Arvi Untari dari SMA Negeri 6 Jogja. “Indonesia sekarang tuh lagi bener–bener butuh pemimpin yang pinter luar dalam, yang bisa ngubah negeri ini jadi lebih baik.”
Bener juga tuh yang diomongin Nanda -- sapaan akrab Arnanda Arvi Untari, kayaknya kita emang butuh pemimpin yang bisa mengubah negeri ini jadi jauh lebih baik biar nggak ada lagi negeri lain yang mau nyolong kebudayaan dan kepulauan yang kita miliki. He..he..he
Sama halnya dengan Nanda, Camellus Julio Christie Tamtama dari SMA Kolese De Britto, juga paling suka ama caleg maupun calon pemimpin yang smart. Dan sebaliknya, cowok yang kemarin jadi MVP (Most Valuable Player) di DBL Radar Jogja 2009 itu paling nggak suka ama caleg NATO (No Action Talk Only) alias caleg yang omdo alias omong doang alias suka ngobral janji, alias tong kosong nyaring bunyinya. “Aku juga nggak ngerti kenapa kok banyak banget para caleg yang bisanya cuma NATO, padahal rakyat sudah banyak yang susah, ya mbok rakyat itu jangan terus–terusan di bohongin.” (had)
CALON Legislatif yang akan dipilih oleh responIn (responden Indikasi) pada 9 April mendatang, ternyata nggak harus bermodal famous dan tajir doank. Tapi mereka juga kudu smart alias pinter. Buktinya 71,3 persen responIn paling doyan ama caleg yang smart. Seperti yang diutarakan Arnanda Arvi Untari dari SMA Negeri 6 Jogja. “Indonesia sekarang tuh lagi bener–bener butuh pemimpin yang pinter luar dalam, yang bisa ngubah negeri ini jadi lebih baik.”
Bener juga tuh yang diomongin Nanda -- sapaan akrab Arnanda Arvi Untari, kayaknya kita emang butuh pemimpin yang bisa mengubah negeri ini jadi jauh lebih baik biar nggak ada lagi negeri lain yang mau nyolong kebudayaan dan kepulauan yang kita miliki. He..he..he
Sama halnya dengan Nanda, Camellus Julio Christie Tamtama dari SMA Kolese De Britto, juga paling suka ama caleg maupun calon pemimpin yang smart. Dan sebaliknya, cowok yang kemarin jadi MVP (Most Valuable Player) di DBL Radar Jogja 2009 itu paling nggak suka ama caleg NATO (No Action Talk Only) alias caleg yang omdo alias omong doang alias suka ngobral janji, alias tong kosong nyaring bunyinya. “Aku juga nggak ngerti kenapa kok banyak banget para caleg yang bisanya cuma NATO, padahal rakyat sudah banyak yang susah, ya mbok rakyat itu jangan terus–terusan di bohongin.” (had)
---------------------------------------------
PERANG poster di jalanan selama musik kampanye malah bikin kepala jadi puyeng aja. Nggak cuma partai, para caleg pun kini juga ngikut nampang di jalanan, di koran dan di layar kaca. Padahal sebenarnya nggak cukup itu, buktinya para responden Indikasi (ResponIn) justru mandang para calega seharusnya jugan ngimbangi dengan hal-hal laen yang bermanfaat, yang konkrit dan nyata, gitu…
Salah satunya yang banyak jadi pilihan para responIn yaitu parpol atau caleg bikin kegiatan Baksos (bakti sosial). Jadi nggak cuma kampanye mengumbar visi misi doang. ‘’Ya sekalian aja bikin kegiatan bermanfaat untuk rakyat yang kurang mampu. Karena itu lebih nyata dan bisa dirasakan orang banyak,’’ ujar Moh. Rooby Rafsanjani yang juga pemain basket dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja. (had)
Bikin Baksos dan Ngiklan
PERANG poster di jalanan selama musik kampanye malah bikin kepala jadi puyeng aja. Nggak cuma partai, para caleg pun kini juga ngikut nampang di jalanan, di koran dan di layar kaca. Padahal sebenarnya nggak cukup itu, buktinya para responden Indikasi (ResponIn) justru mandang para calega seharusnya jugan ngimbangi dengan hal-hal laen yang bermanfaat, yang konkrit dan nyata, gitu…
Salah satunya yang banyak jadi pilihan para responIn yaitu parpol atau caleg bikin kegiatan Baksos (bakti sosial). Jadi nggak cuma kampanye mengumbar visi misi doang. ‘’Ya sekalian aja bikin kegiatan bermanfaat untuk rakyat yang kurang mampu. Karena itu lebih nyata dan bisa dirasakan orang banyak,’’ ujar Moh. Rooby Rafsanjani yang juga pemain basket dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja. (had)
---------------------------------------------
Ketika Nyontreng jadi Lakon
KATA nyontreng kini emang sedang jadi lakon. Dimana-mana orang ngobrolin soal tanda yang mirip huruf V itu. Kata itu muncul nggak hanya dalam iklannya para caleg di media cetak, maupun televisi dan akhirnya membuat Aura dari SMA Stella Duce 2 Jogja tahu soal Pemilu. “Yah… emang iklan di koran dan teve yang ngasih banyak pengetahuan buat aku soal pemilu.”
Dan soal pemilu juga banyak diserep para responIn dari banyaknya atribut-atribut partai yang bertaburan di jalanan. Emang yang dilakuin para caleg cukup ngasih efek cukup gede juga buat para responIn. Penyuluhan yang dikasih ke SMA ternyata ngasih dampak yang nggak kalag gedenya buat responIn. Mereka jadi lebih tau gimana sebenernya milih itu. Ramainya kampanye di jalan-jalan besar juga ngebuat responIn tau soal meriahnya pesta demokrasi ini.
Dan akhirnya nyontreng yang jadi lakon lagi. Meski soal contreng menyontreng itu sempat bikin siswi SMAN 3 Jogja, Riesfita Maharani nggak sepenuhnya. “Lebih manteb nyoblos daripada nyontreng, soalnya lebih simpel.”
Apa bener…? So… pemilu sekarang emang ngasih kita cara baru buat milih, tapi bagi yang baru pertama punya kesempatan milih, mereka sebenernya pengin ngrasain juga yang namanya nyoblos. Karena istilah itu udah terlanjur populer dengan hal berbau pemilu. Tapi nurut Nanda dari SMA 6 Jogja, nyoblos emang udah gak jamannya lagi. “Nyoblos tuh kesannya kayak orang tua. Lebih praktis nyontreng, kesannya lebih praktis.”
Soal nyontreng atau nyoblos emang udah nggak perlu diperdebatkan lagi, karena kita yang udah punya hak pilih memang sudah layaknya ikut berpartisipasi. Tunjukin aja kalo kamu kamu adalah bagian dari proses berlangsungnya pesta demokrasi untuk nentuin masa depan bangsa ini. (sha)
KATA nyontreng kini emang sedang jadi lakon. Dimana-mana orang ngobrolin soal tanda yang mirip huruf V itu. Kata itu muncul nggak hanya dalam iklannya para caleg di media cetak, maupun televisi dan akhirnya membuat Aura dari SMA Stella Duce 2 Jogja tahu soal Pemilu. “Yah… emang iklan di koran dan teve yang ngasih banyak pengetahuan buat aku soal pemilu.”
Dan soal pemilu juga banyak diserep para responIn dari banyaknya atribut-atribut partai yang bertaburan di jalanan. Emang yang dilakuin para caleg cukup ngasih efek cukup gede juga buat para responIn. Penyuluhan yang dikasih ke SMA ternyata ngasih dampak yang nggak kalag gedenya buat responIn. Mereka jadi lebih tau gimana sebenernya milih itu. Ramainya kampanye di jalan-jalan besar juga ngebuat responIn tau soal meriahnya pesta demokrasi ini.
Dan akhirnya nyontreng yang jadi lakon lagi. Meski soal contreng menyontreng itu sempat bikin siswi SMAN 3 Jogja, Riesfita Maharani nggak sepenuhnya. “Lebih manteb nyoblos daripada nyontreng, soalnya lebih simpel.”
Apa bener…? So… pemilu sekarang emang ngasih kita cara baru buat milih, tapi bagi yang baru pertama punya kesempatan milih, mereka sebenernya pengin ngrasain juga yang namanya nyoblos. Karena istilah itu udah terlanjur populer dengan hal berbau pemilu. Tapi nurut Nanda dari SMA 6 Jogja, nyoblos emang udah gak jamannya lagi. “Nyoblos tuh kesannya kayak orang tua. Lebih praktis nyontreng, kesannya lebih praktis.”
Soal nyontreng atau nyoblos emang udah nggak perlu diperdebatkan lagi, karena kita yang udah punya hak pilih memang sudah layaknya ikut berpartisipasi. Tunjukin aja kalo kamu kamu adalah bagian dari proses berlangsungnya pesta demokrasi untuk nentuin masa depan bangsa ini. (sha)
---------------------------------------------
Manfaatkan Hak, Jangan Golput
PEMILU bisa berdampak positif maupun negatif. Maka KPUD sudah seharusnya memberikan banyak penyuluhan bagi para calon pemilih, terutama soal contreng mencontreng. Karena proses itu (mencontreng) harus dilakukan agar semua warga dapat menggunakan hak pilih mereka secara benar. Jangan sampai ada Golput. Karena secara gak sadar, Golput itu akan menyia-nyiakan hak pilih. Maka yang harus dilakukan anak-anak SMA adalah memanfaatkan hak pilih mereka dengan sebaik-baiknya. Siapa tahu lima tahun mendatang kita sudah gak bisa nyontreng. Politik tidak selamanya jahat. Jadilah bagian dalam perubahan politik.
Vinsensia Siwi Sridinarti.S.Pd.
(Guru BK SMA Stella Duce 2 )
IN-TALK
Manfaatkan Hak, Jangan Golput
PEMILU bisa berdampak positif maupun negatif. Maka KPUD sudah seharusnya memberikan banyak penyuluhan bagi para calon pemilih, terutama soal contreng mencontreng. Karena proses itu (mencontreng) harus dilakukan agar semua warga dapat menggunakan hak pilih mereka secara benar. Jangan sampai ada Golput. Karena secara gak sadar, Golput itu akan menyia-nyiakan hak pilih. Maka yang harus dilakukan anak-anak SMA adalah memanfaatkan hak pilih mereka dengan sebaik-baiknya. Siapa tahu lima tahun mendatang kita sudah gak bisa nyontreng. Politik tidak selamanya jahat. Jadilah bagian dalam perubahan politik.
Vinsensia Siwi Sridinarti.S.Pd.
(Guru BK SMA Stella Duce 2 )
---------------------------------------------
"Kampanye di jalan seh.. menurut aku itu udah gak zamannya lagi. Kampanye itu sebenernya harus narik simpati. Dan nyontreng itu penting banget! Kalau nggak nyontreng itu bodoh namanya. Bisa aja suara kita dibeli sama partai tertentu. Makanya harus Nyontreng."
Lukitasari Ayu Galuh Ardhi Xi ipa SMA 6
Bingung ato Golput?
"Wajib nyontreng buat nentuin pemimpin negara. Kalau golput sih setuju-setuju aja daripada bingung mending golput."
Riska Dian Suryo Putro XD SMA 1 Babarsari.
Milih yang Gak Layak
"Pemilu itu ajang pemilihan pemimpin bangsa. yang diharapkan jadi penyelamat. Hem…Golput sebenernya bisa bagus bisa jelek. Bagusnya kalau gak ada yang layak mending golput. Jeleknya hak kita nyontreng hilang. Tapi sebaiknya tetep milih aja walaupun gak ada yang layak."
Judika Putri Sinaga XI IPA SMA Stella Duce 2
IN-VOICES
Kampanye di Jalan, Gak Zaman"Kampanye di jalan seh.. menurut aku itu udah gak zamannya lagi. Kampanye itu sebenernya harus narik simpati. Dan nyontreng itu penting banget! Kalau nggak nyontreng itu bodoh namanya. Bisa aja suara kita dibeli sama partai tertentu. Makanya harus Nyontreng."
Lukitasari Ayu Galuh Ardhi Xi ipa SMA 6
Bingung ato Golput?
"Wajib nyontreng buat nentuin pemimpin negara. Kalau golput sih setuju-setuju aja daripada bingung mending golput."
Riska Dian Suryo Putro XD SMA 1 Babarsari.
Milih yang Gak Layak
"Pemilu itu ajang pemilihan pemimpin bangsa. yang diharapkan jadi penyelamat. Hem…Golput sebenernya bisa bagus bisa jelek. Bagusnya kalau gak ada yang layak mending golput. Jeleknya hak kita nyontreng hilang. Tapi sebaiknya tetep milih aja walaupun gak ada yang layak."
Judika Putri Sinaga XI IPA SMA Stella Duce 2
Langganan:
Postingan (Atom)