Spesial Kartini 2009

(Senin, 20 April 2009)
Kartini’s Day

Ibu Kita Kartini Putri Sejati Putri Indonesia Harum Namanya…
(Ibu Kita Kartini, WR Supratman)

Masih inget nggak ama kutipan lagu di atas? Kalo masih belum inget, coba diinget – inget lagi sampai inget jangan sampai mumet.
Kali ini Indikasi bikin Special Edition, karena beda banget ama edisi sebelumnya, terus juga bertepatan dengan
Kalo biasanya jumlah responIn cowok dan cewek selalu seimbang 50% : 50%, untuk edisi spesial kali ini 100% responIn adalah kaum Hawa atau 100% perempuan tulen. Sejauh mana sih pengetahuan mereka tentang Kartini’s Day atau Hari Kartini? Kira-kira masih penting nggak di era modern seperti sekarang ngerayain Kartini’s Day?
Dari hasil penulusuran Team Indi (wartawan Indikasi), ternyata 72,7% responIn masih menganggap penting Kartini’s Day, sedangkan 27,3% masih menganggap biasa aja tuh, nothing special gitu dech. Then yang responIn inget di Hari Kartini, so pasti perjuangan beliau (65,9%), terus ada yang inget kebaya (23%) di Hari Kartini.
Seperti yang diutarakan Aruni Rizka dari SMA Negeri 2 Jogja. Cewek yang biasa dipanggil Rizka ini mengatakan, memperingati hari Kartini itu nggak harus nunggu 21 April atau kelahiran Ibu Kartini, menurut dia semua hari itu sama aja dan nggak ada bedanya.
“Ibu Kartini pasti lebih bangga ama kita kalo kita slalu inget perjuangan beliau tanpa harus menunggu 21 April, semua hari itu menurut aku sama aja, sama-sama penuh perjuangan,” ujar Rizka.
Sama halnya dengan Rizka, Nyuwita Mega yang juga anak cheerleader STAMA (sebutan Santa Maria,red) mengatakan, hari Kartini sekarang itu uda nggak berasa banget kayak pas masih SD. “Nggak tau kenapa ya, kok Kartini’s Day sekarang nggak ada gregetnya, beda banget ama pas aku masih SD. Waktu itu kita liat banyak kebaya seliweran di skul, ha..ha..ha...” paparnya seraya tertawa.
Meski satu skul ama Mega, Natalisa punya pendapat beda, menurutnya Hari Kartini Masih penting, coz dengan hari Karitin, anggapan cewek nggak bisa apa-apa dan hanya makhluk lemah bisa ditepis. “Cewek sekarang bisa jauh lebih dewasa dan lebih mandiri, dan semua itu juga nggak terlepas dari perjuangan Ibu kita Kartini, beliau adalah sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia,” ujarnya.
Ibu Kartini emang bener-bener jadi sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia khususnya responIn, 39,8% menganggap Ibu Kartini adalah Aktivis Perempuan, terus 39,2% menjadikan Ibu Kartini adalah Superhero atau Pahlawan bagi responIn. Nggak heran deh, kalo Ibu Kartini bisa jadi sumber inspirasi buat mereka. Sehingga uda banyak usaha nyata yang dilakuin responIn untuk mengenang jasa Ibu Kartini, 56,2% memilih hidup mandiri dan 34,1% belajar lebih giat.
“Kayaknya udah nggak jaman deh jadi cewek manja yang selalu ngandelin orang lain, di era modern sekarang itu kita kudu bisa mandiri biar nggak selalu dianggep makhluk lemah,”ujar Natalia Diah yang juga pemain basket dari Stelladuce 1 Jogja.
Apa yang dilakuin responIn layak kita acungin dua jempol deh, mulai hidup mandiri, belajar lebih giat untuk meraih cita-cita, dan usaha konkrit lainnya yang bikin mereka semakin maju. Kali aja mereka bisa jadi The Next Kartini yang membawa nama harum bagi negeri ini.(had)

---------------------------------------------

Jangan Lupa Perjuangan Kartini

UDAH jarang kita denger anak muda nyanyiin lagu buat pejuang. Apalagi di jaman sekarang. Banyak band-band baru yang nongol dan ngeluarin lagu-lagu bagus. Tapi jangan salah cuiy…. Sebanyak 89,2% responIn hafal ama lirik lagu ibu kita Kartini. “Dari SD aku udah disuruh nyanyiin lagu ini.. Jadi sampe sekarang masih hafal,” kata Irawaty Susila dari SMA 2.
Lain halnya ama Natalia Diah dari SMA Stelladuce 1 Jogja. “Aku kurang hafal ama lirik lagunya, soalnya aku nggak pernah denger lagu perjuangan,“ katanya.
Untung Respon In yang nggak hafal cuma 10,8%. Acungan jempol, kita kasih buat responIn yang tetep mau nginget pejuang Indonesia.
Walopun lagu ini singkat, tapi artinya dalem buat beliau. Lagu ibu kita Kartini ngebuat kita selalu inget ama perjuangannya. Makanya, Wr. Supratman nyiptaain lagu buat beliau. Lirik yang dibuat ama Wr. Supratman nunjukin kalo Kartini itu pejuang wanita hebat.
Selain pejuang, Kartini juga putri Indonesia. Gambaran sosok perempuan yang nggak penah nyerah ada di diri beliau. “Tiap aku denger lagu ini, aku bisa inget ama jasa-jasanya,” kata Kartika Irianthy dari SMA6.
”Lirik lagu ibu kita Kartini bisa dijadiin motivasi buat cewek-cewek. Jangan sampe cewek-cewek patah semangat dan berhenti berjuang. Kayak pendapat dari Bernadia EM dari Stama. “Aku slalu semangat pas denger lagu ini. Ngebuat aku sadar kalo perempuan sekarang harus gapai cita-citanya.”
Penampilan Kartini emang beda banget ama perempuan jaman sekarang. Jarang perempuan sekarang yang pake kebaya. Semua pake make-up dipadu baju gaul. Biar keliatan lebih OK dan ngikutin jaman. Padahal, Kartini yang dikenang sekarang ini nggak perlu pake make-up, apalagi pake hot pants. “Ibu Kartini itu bisa ngeliat suatu hal dari angel yang beda. Beliau bisa ngeliat sesuatu yang bermanfaat dengan inner beautynya,” kata irawaty Susila dari SMA 2. Terbukti khan, kalo untuk eksis, kita gak harus jadi gaul, pake aja kemampuan otak kita. Mencoba jadi pribadi yang berbeda di tengah kemajuan zaman mungkin akan ngebuktiin kalo perempuan itu bisa. Kalo udah gitu, kecantikan dari dalam diri kita akan kepancar gitu aja. Kayak pas kita ngeliat Kartini di foto. “Ibu kartini itu keliatan cantik alami dan manis,” kesan Th Natalisa dari SMA Santa Maria. (sha)

---------------------------------------------

IN-TALK

Perubahan, memang sudah banyak terjadi di kehidupan perempuan zaman sekarang. Perempuan sekarang semakin aktif dan berani tampil di depan umum. Memang, pada masa ibu Kartini, perempuan masih memperjuangkan kebebasannya. Pada era globalisasi ini, perempuan dituntut membentuk pribadi. Dalam artian harus tanggap dengan situasi. Peka dan peduli dengan hidup sesama manusia.
Sayangnya, banyak perempuan zaman sekarang yang kurang memiliki tata krama. Orang tua harus membimbing anak mereka secara langsung. Memberi tahu yang baik dan benar. Supaya anak perempuannya menjadi pribadi yang utuh. Sekolah harus mendukung setiap keinginan siswinya yang dirasa positif. Jangan sampai siswi hanya belajar di sekolah saja. Mengamalkan ilmu dan bakat di luar sekolah juga sangat dibutuhkan.
Sr.M Cornelia osf.s.Ag Kepala Sekolah SMA Santa Maria Jogja.

---------------------------------------------

IN-VOICE

Kartini itu, memperjuangkan hak perempuan biar kita bisa lebih dipandang. Dampaknya sekarang, menurut ku perempuan lebih hebat dari cowok.
Michaela Tantri Atmadja Winoto, SMA BOPKRI 1 kelas XII



Perjuangannya ngingetin kita biar mau belajar dan usaha terus. Semua kita lakuin sampai kita dianggep gak biasa sama orang-orang.
Grecia Natalie L. SMA SANTA MARIA kelas XI



Perempuan sekarang cenderung ninggalin kebudayaan lama. Cenderung males-malesan. Kayaknya generasi perempuan sekarang gak bisa nerusin perjuangan beliau.
Yunita Dewanti M, SMA Negeri 11 kelas XII

1 komentar:

 

Download MP3 Movie | DBL Radar Jogja