Bomber Street Art Community
CORAT coret di tembok tanpa arti emang sering bikin gerah. Tapi beda kalau coretan itu punya nilai seni. Corat coret itu emang muncul sebagai produk budaya dari komunitas seni masyarakat urban. Tapi juga bisa jadi kreasi personal mewakili pernyataan sikap. Maka mereka gunain tuh tembok putih di jalanan sebagai target.
Salah satu nama komunitas yang bisa dirujuk adalah DRAFT Bomber Street Art. Komunitas ini mulai eksis ada sekitar setahun lalu. Anggotanya tak lain adalah anak-anak sekolah.
Bagi mereka, kegiatan yang mereka lakuin itu adalah positif. “Bomber itu lebih bagus ketimbang corat-coret ga’ jelas yang ujung-ujungnya bikin rusuh,” kata Yonathan Prasetyo Saksono, anggota DRAFT bomber yang masih duduk di bangku SMP ini.
Menurut Yonathan, mereka merasa senang karena aspirasi seninya bisa kesampean nempel di dinding, meski kadang harus kucing-kucingan ama aparat. Karena sebagian aparat masih mengganggap aktivitas corat-coret itu illegal. ‘’Beda dengan pihak sekolah yang malah kasih kesempatan kita menggambar dinding depan sekolah. Bagus khan meski kita masih SMP, ha… ha… ha..,“ seloroh bangga Singgih Trianto, anggota DRAFT lain sembari memamin karyanya.
Menurut mereka, makin banyaknya komunitas bomber di Jogja makin memacu mereka untuk lebih kreatif dalam menggambar. Jika antar komunitas itu ketemuan, sering mereka ajakin sharing, atau saling ajar soal teknik-teknik menggambar. ‘’Kebersamaan antar komunitas itu bisa diliat dari adanya event-event gambar resmi ato saat turun ke jalan. Kami juga diajari mas-mas para senior seperti komunitas Love Hate Love, YORC, DOTZ, “ tambah Yonathan
Katanya sih, mereka sering ketemuan di kawasan Lempuyangan, Gejayan. Namun mereka busa home base di Jalan Mataram. Di sana terdapat Distro yang menyediakan peralatan bomber, seperti masker, spidol khusus bomber dan cat-cat yang digunakan untuk menggambar. “Kita biasanya pake pilox mas, murah. Namanya juga masih belajar kita harus nabung, lalu kita pake duit kita sendiri.“
Menurut Yonathan, untuk gabung jadi anggota bomber nggak pake syarat khusus atau seleksi ketat. ‘’Cuma kudu bisa gambar, udah gak ada syarat yang aneh-aneh lagi,’’ katanya.
Salah satu keunikan dari komunitas bomber adalah, jika ada gambar yang tertumpuk oleh komunitas bomber lain, maka kedua komunitas itu akan beradu memperlihatkan kemampuan, biasanya disebut battle. Namun endingnya adalah tukar pikiran dan kemampuan.
‘’Harapan kami cuma satu, mewarnai Jogja agar lebih indah dan terbebas dari coretan yang merugikan. Ya, supaya Jogja bisa jadi barometer bomber-bomber kota lain,’’ harap Singgih. (per)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar