Pemilu Legislatif

(Senin, 6 April 2009)
NATO nggak Banget dehhh
Caleg Smart jadi favorit

CALON Legislatif yang akan dipilih oleh responIn (responden Indikasi) pada 9 April mendatang, ternyata nggak harus bermodal famous dan tajir doank. Tapi mereka juga kudu smart alias pinter. Buktinya 71,3 persen responIn paling doyan ama caleg yang smart. Seperti yang diutarakan Arnanda Arvi Untari dari SMA Negeri 6 Jogja. “Indonesia sekarang tuh lagi bener–bener butuh pemimpin yang pinter luar dalam, yang bisa ngubah negeri ini jadi lebih baik.”
Bener juga tuh yang diomongin Nanda -- sapaan akrab Arnanda Arvi Untari, kayaknya kita emang butuh pemimpin yang bisa mengubah negeri ini jadi jauh lebih baik biar nggak ada lagi negeri lain yang mau nyolong kebudayaan dan kepulauan yang kita miliki. He..he..he
Sama halnya dengan Nanda, Camellus Julio Christie Tamtama dari SMA Kolese De Britto, juga paling suka ama caleg maupun calon pemimpin yang smart. Dan sebaliknya, cowok yang kemarin jadi MVP (Most Valuable Player) di DBL Radar Jogja 2009 itu paling nggak suka ama caleg NATO (No Action Talk Only) alias caleg yang omdo alias omong doang alias suka ngobral janji, alias tong kosong nyaring bunyinya. “Aku juga nggak ngerti kenapa kok banyak banget para caleg yang bisanya cuma NATO, padahal rakyat sudah banyak yang susah, ya mbok rakyat itu jangan terus–terusan di bohongin.” (had)

---------------------------------------------

Bikin Baksos dan Ngiklan

PERANG poster di jalanan selama musik kampanye malah bikin kepala jadi puyeng aja. Nggak cuma partai, para caleg pun kini juga ngikut nampang di jalanan, di koran dan di layar kaca. Padahal sebenarnya nggak cukup itu, buktinya para responden Indikasi (ResponIn) justru mandang para calega seharusnya jugan ngimbangi dengan hal-hal laen yang bermanfaat, yang konkrit dan nyata, gitu…
Salah satunya yang banyak jadi pilihan para responIn yaitu parpol atau caleg bikin kegiatan Baksos (bakti sosial). Jadi nggak cuma kampanye mengumbar visi misi doang. ‘’Ya sekalian aja bikin kegiatan bermanfaat untuk rakyat yang kurang mampu. Karena itu lebih nyata dan bisa dirasakan orang banyak,’’ ujar Moh. Rooby Rafsanjani yang juga pemain basket dari SMA Muhammadiyah 1 Jogja. (had)

---------------------------------------------

Ketika Nyontreng jadi Lakon

KATA nyontreng kini emang sedang jadi lakon. Dimana-mana orang ngobrolin soal tanda yang mirip huruf V itu. Kata itu muncul nggak hanya dalam iklannya para caleg di media cetak, maupun televisi dan akhirnya membuat Aura dari SMA Stella Duce 2 Jogja tahu soal Pemilu. “Yah… emang iklan di koran dan teve yang ngasih banyak pengetahuan buat aku soal pemilu.”
Dan soal pemilu juga banyak diserep para responIn dari banyaknya atribut-atribut partai yang bertaburan di jalanan. Emang yang dilakuin para caleg cukup ngasih efek cukup gede juga buat para responIn. Penyuluhan yang dikasih ke SMA ternyata ngasih dampak yang nggak kalag gedenya buat responIn. Mereka jadi lebih tau gimana sebenernya milih itu. Ramainya kampanye di jalan-jalan besar juga ngebuat responIn tau soal meriahnya pesta demokrasi ini.
Dan akhirnya nyontreng yang jadi lakon lagi. Meski soal contreng menyontreng itu sempat bikin siswi SMAN 3 Jogja, Riesfita Maharani nggak sepenuhnya. “Lebih manteb nyoblos daripada nyontreng, soalnya lebih simpel.”
Apa bener…? So… pemilu sekarang emang ngasih kita cara baru buat milih, tapi bagi yang baru pertama punya kesempatan milih, mereka sebenernya pengin ngrasain juga yang namanya nyoblos. Karena istilah itu udah terlanjur populer dengan hal berbau pemilu. Tapi nurut Nanda dari SMA 6 Jogja, nyoblos emang udah gak jamannya lagi. “Nyoblos tuh kesannya kayak orang tua. Lebih praktis nyontreng, kesannya lebih praktis.”
Soal nyontreng atau nyoblos emang udah nggak perlu diperdebatkan lagi, karena kita yang udah punya hak pilih memang sudah layaknya ikut berpartisipasi. Tunjukin aja kalo kamu kamu adalah bagian dari proses berlangsungnya pesta demokrasi untuk nentuin masa depan bangsa ini. (sha)

---------------------------------------------

IN-TALK

Manfaatkan Hak, Jangan Golput

PEMILU bisa berdampak positif maupun negatif. Maka KPUD sudah seharusnya memberikan banyak penyuluhan bagi para calon pemilih, terutama soal contreng mencontreng. Karena proses itu (mencontreng) harus dilakukan agar semua warga dapat menggunakan hak pilih mereka secara benar. Jangan sampai ada Golput. Karena secara gak sadar, Golput itu akan menyia-nyiakan hak pilih. Maka yang harus dilakukan anak-anak SMA adalah memanfaatkan hak pilih mereka dengan sebaik-baiknya. Siapa tahu lima tahun mendatang kita sudah gak bisa nyontreng. Politik tidak selamanya jahat. Jadilah bagian dalam perubahan politik.
Vinsensia Siwi Sridinarti.S.Pd.
(Guru BK SMA Stella Duce 2 )

---------------------------------------------

IN-VOICES
Kampanye di Jalan, Gak Zaman
"Kampanye di jalan seh.. menurut aku itu udah gak zamannya lagi. Kampanye itu sebenernya harus narik simpati. Dan nyontreng itu penting banget! Kalau nggak nyontreng itu bodoh namanya. Bisa aja suara kita dibeli sama partai tertentu. Makanya harus Nyontreng."
Lukitasari Ayu Galuh Ardhi Xi ipa SMA 6


Bingung ato Golput?
"Wajib nyontreng buat nentuin pemimpin negara. Kalau golput sih setuju-setuju aja daripada bingung mending golput."
Riska Dian Suryo Putro XD SMA 1 Babarsari.




Milih yang Gak Layak

"Pemilu itu ajang pemilihan pemimpin bangsa. yang diharapkan jadi penyelamat. Hem…Golput sebenernya bisa bagus bisa jelek. Bagusnya kalau gak ada yang layak mending golput. Jeleknya hak kita nyontreng hilang. Tapi sebaiknya tetep milih aja walaupun gak ada yang layak."
Judika Putri Sinaga XI IPA SMA Stella Duce 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Download MP3 Movie | DBL Radar Jogja