[Selasa, 25 Agustus 2009]
JB - Stece Siapkan Sampek & Engtay
KOLABORASI seni temen-temen SMA Kolese De Britto dengan SMA Stella Duce 1 serasa nggak pernah ada matinya. Mereka terus aja punya ide untuk nyuguhan aneka tontonan menarik. Demikian pula akhir bulan ini, kedua SMA itu kembali bergabung bikin acara menarik.
’’Kali ini kami akan bikin teater barengan. Judulnya Sampek dan Engtay karya Nano Riantiarno,’’ jelas Gregorius Ragil Wibawanto kepada Indikasi soal rencana pementasan yang akan mereka suguhin Sabtu (29/8) besok.
Dalam kerja bareng itu, Gregorius Ragil yang dipercaya jadi pimpinan produksi menjelaskan sejauh ini mereka udah nglakuin latihan bareng. Sedangkan nurut rencana pementasan akan disuguhkan di Gedung Concert Hall Taman Budaya Jogja.
Soal pementasan mereka, Ragil –begitu dia biasa dipanggil – menjelaskan kalo tujuannya tak lain sekadar menjadi sarana komunikasi antara anak-anak teater De Britto dengan siswi-siswi Teater Bendhe (SMA Stella Duce 1). ‘’Ya selain menjadi sarana apresiasi sastra bagi kami. Juga kami ingin menumbuhkan atmosfir berkesenian, khususnya teater semakin hidup,’’ jelasnya.
Lakon Sampek & Engtay sebenarnya adalah lakon legendaris Cina kuno yang udah banyak dikenal. Lakon ini berlangsung dengan setting abad IV Masehi. ’’Semua diawali dari kehidupan gadis bernama Ciok Eng Tay yang punya tekad kuat untuk sekolah,’’ jelas Ragil.
Namun dalam budaya Cina Kuno, pendidikan hanya diberikan kepada kaum laki-laki. Maka setelah membujuk orang tuanya, Eng Tay pun bersekolah di sekolah khusus laki-laki, Hong Ciu. Namun hal itu dilakukan Eng Tay dengan cara menyamar sebagai laki-laki.
Dalam proses perjalanannya menimba ilmu di Hong Ciu, Eng Tay berkenalan dengan laki-laki bernama Nio Sam Pek yang begitu polos. Namun dalam perkenalan itu, Sampek yang begitu polos dan lugu tak mengetahui bahwa sahabatnya itu adalah perempuan. ’’Dari situlah cerita itu kami rajut menjadi lakon yang menarik. Pokoknya nonton aja, asyik koq,’’ kata Ragil sembari ngrayu. (eza)
JB - Stece Siapkan Sampek & Engtay
KOLABORASI seni temen-temen SMA Kolese De Britto dengan SMA Stella Duce 1 serasa nggak pernah ada matinya. Mereka terus aja punya ide untuk nyuguhan aneka tontonan menarik. Demikian pula akhir bulan ini, kedua SMA itu kembali bergabung bikin acara menarik.’’Kali ini kami akan bikin teater barengan. Judulnya Sampek dan Engtay karya Nano Riantiarno,’’ jelas Gregorius Ragil Wibawanto kepada Indikasi soal rencana pementasan yang akan mereka suguhin Sabtu (29/8) besok.
Dalam kerja bareng itu, Gregorius Ragil yang dipercaya jadi pimpinan produksi menjelaskan sejauh ini mereka udah nglakuin latihan bareng. Sedangkan nurut rencana pementasan akan disuguhkan di Gedung Concert Hall Taman Budaya Jogja.
Soal pementasan mereka, Ragil –begitu dia biasa dipanggil – menjelaskan kalo tujuannya tak lain sekadar menjadi sarana komunikasi antara anak-anak teater De Britto dengan siswi-siswi Teater Bendhe (SMA Stella Duce 1). ‘’Ya selain menjadi sarana apresiasi sastra bagi kami. Juga kami ingin menumbuhkan atmosfir berkesenian, khususnya teater semakin hidup,’’ jelasnya.
Lakon Sampek & Engtay sebenarnya adalah lakon legendaris Cina kuno yang udah banyak dikenal. Lakon ini berlangsung dengan setting abad IV Masehi. ’’Semua diawali dari kehidupan gadis bernama Ciok Eng Tay yang punya tekad kuat untuk sekolah,’’ jelas Ragil.
Namun dalam budaya Cina Kuno, pendidikan hanya diberikan kepada kaum laki-laki. Maka setelah membujuk orang tuanya, Eng Tay pun bersekolah di sekolah khusus laki-laki, Hong Ciu. Namun hal itu dilakukan Eng Tay dengan cara menyamar sebagai laki-laki.
Dalam proses perjalanannya menimba ilmu di Hong Ciu, Eng Tay berkenalan dengan laki-laki bernama Nio Sam Pek yang begitu polos. Namun dalam perkenalan itu, Sampek yang begitu polos dan lugu tak mengetahui bahwa sahabatnya itu adalah perempuan. ’’Dari situlah cerita itu kami rajut menjadi lakon yang menarik. Pokoknya nonton aja, asyik koq,’’ kata Ragil sembari ngrayu. (eza)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar