ERK @ Taman Budaya

[Senin, 1 Juni 2009]
Efek Rumah Kaca Live @ Taman Budaya
Mereka Hadir Bukan untuk Jualan Lagu


MEMILIH terus berkarya melalui jalur independent bukan sebuah langkah kemunduran. Hal itu udah dibuktiin ama temen-temen dari Efek Rumah Kaca (ERK). Sebuah grup musik dengan tiga personil, Cholil Mahmud (vocal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bas, vokal latar), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum) yang sukses mengantongi berbagai prestasi. Mulai penghargaan MTV Indonesia Award 2008 ampe penghargaan “Rookie of The Year 2008” versi Rolling Stone Indonesia.
Filosofi independent menjadi semangat ERK dalam berkarya. Alhasil album kedua mereka pun masih kukuh dan eksis di jalur tersebut.
“Saat ini makna independent udah mulai bias, tapi kami nggak ngemasalahin. Ampe saat ini kami masih cocok ama jalur do it yourself ini,” tegas Cholil beberapa saat sebelum manggung di Amphitheater Taman Budaya Jogja, Jumat (29/5) lalu.
Sementara saat ngobrol di LIP (Lembaga Indonesia Perancis) sehari sebelum manggung, Cholil menegaskan kalo karya ERK itu nggak bisa ditawar-tawar, so dengan independent karya mereka bisa disampaikan secara utuh untuk dinikmati pendengar. Bahkan mereka pun berani menolak saat ditawari untuk bergabung dalam Major Label. “Sebenernya saat album kedua, kami ditawarin ama dua major label. Tapi karna kita ngerasa visa nya nggak sejalan, ya lebih baik kita tolak,” tegas Akbar si penabuh drum.
Dikatakan, tolok ukur eksistensi sebuah band adalah punya album ato karya sendiri. ‘’Sekarang banyak banget band yang lagunya terjebak ama keinginan pasar. Baik dari segi lirik maupun musiknya. Padahal sebenernya berkarya ato bikin lagu itu bukan untuk jualan lagu. Tapi buat dinikmati ama masyarakat. Jadi seorang musisi itu kudu egois. Egois maksudnya kudu bisa mempertahankan idea atau karyanya,” imbuh Cholil.
Untuk itu ERK berharap sebuah band itu kudu solid, termasuk manajemennya. ‘’Dan yang terpenting adalah mereka punya visi yang sama,’’ tegasnya.
Saat manggung di Amphitheater Taman Budaya Jogja ERK mampu membuat audiensnya tersihir dalam promo album anyarnya, Kamar Gelap.
Pementasan mereka jadi lebih meriah karena hadir juga dua band Jogja, Risky Summerbee and The Honeythief (RSTH) dan Melancholic Bitch(Melbi). “Jogja itu kota istimewa bagi kami. Bahkan sampai saat ini, kami masih belum launching album di kota kami sendiri,” papar sang frontman, Cholil.
Penggarapan artistic oleh temen-temen Teater Garasi juga berperan cukup besar. Permainan lighting yang nggak sederhana plus tata panggung malam itu membuat panampilan ERK bersama lagu-lagu cerdasnya tertanam dalam di hati penikmatnya. Tanpa terasa lebih dari 17 lagu mereka suguhkan dalam durasi pementasan sekitar 105 menit malam itu. (why/fer)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Download MP3 Movie | DBL Radar Jogja