SMSR Bikin Full Colour
Siapkan Karya Sekaligus Kemas Acara
Siapkan Karya Sekaligus Kemas Acara
UDAH bukan rahasia lagi kalau temen-temen SMK Negeri 3 Bantul yang dulunya dikenal pake nama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) itu pada jago bikin karya-karya seni, khususnya seni rupa. Ya iya lah, namanya aja sekolah seni rupa.
Yang bikin bangga temen-temen kita sekolah di situ (SMKN 3 maksudnya,red) mereka punya kesempatan untuk memamerkan karya-karyanya. Bahkan untuk mereka yang udah kelas tiga, diwajibkan mengemas satu pameran yang dikasih titel Tugas Akhir.
Seperti juga tahun ini, temen-temen kita yang udah kelas tiga dari jurusan lukis, DKV (Desain Komunikasi Visual), Kriya kayu dan keramik serta Desain Interior pada ngejembreng karya-karya masterpiece mereka di Kompleks JNM (Jogja Nasional Museum). Karya mereka dipamerkan sejak 9-12 Juni dengan tema Full Colour. Tema itu diangkat dengan alasan tiap siswa punya karya yang beda-beda.
”Selain karyanya yang warna-warni, tampilan dan formatnya juga bermacam-macam,” ungkap Gurdho Pangarso Jati yang dipercaya jadi Ketua Pelaksana.
Ternyata, karya-karya mereka itu direspon baik ama para pecinta seni. Bahkan waktu acara pembukaan aja berlangsung meriah. Bayangin aja 26 band lokal Jogja ikut meriahin pembukaan waktu itu. Pengunjungnya juga beragam, nggak cuma temen-temen SMA dan para alumni, tapi juga banyak seniman dan bule-bule dari Perancis, Austria, Singapura dan Malaysia.
”Dari pameran ini kita tahu telah terjadi perkembangan yang pesat banget. Karena adik-adik kelas udah dikasih kebebasan, sehingga bisa berekspresi sesuai keinginannya. Pada jamanku, medianya masih kurang,” kesan Dwi Rahmanto alumni SMSR tahun 1997.
Cowok berambut gondrong yang sekarang kerja di bagian Research and Documentation Indonesian Visual Art Archive (IVAA) ini ngaku aktif ngikutin perkembangan skill adik-adik angkatannya. ‘’Aku selalu pengin tau ’isi’ pamerannya, dan sejauh mana sih perkembangan mereka,’’ ujar Dwi Rahmanto.
Terkait soal pameran bertema Full Colour, si Ketua Panitia, Gurdho Pangarso Jati ngejelasin, selain dibuat sibuk dengan karya tugas akhir, dia ama teman-temannya juga menentukan konsep dan segala kebutuhan pameran.
Nurut mereka, selain udah terbiasa nangani pameran di sekolahnya, mereka juga mendapat pengarahan dari salah seorang guru terkait dasar-dasar mengemas exhibition. Pantesan aja temen-temen kita di SMSR bisa bikin pameran jadi lebih keren.
Yang nggak kalah menarik, karya-karya yang dipamerkan itu sering juga laku terjual. ’’Tapi nggak bisa langsung dibawa pulang, nunggu sampe pameran selesai. Dan kalo ada yang tertarik membeli, prosedurnya bisa langsung menghubungi pihak sekolah. Soalnya temen-temen udah nggak ambil pusing soal penjualan,’’ tegas Guido. (arm/gun)
---------------------------------
Pratita Bagi yang Terbaik
MENIKMATI kemasan pameran temen-temen SMKN 3 Bantul di JNM (Jogja Nasional Museum) sungguh menarik. Begitu ampe pintu masuk, para pengunjung udah dimanjakan barisan lukisan bertema pewayangan. Lukisan-lukisan wayang itu merupakan salah satu tema wajib bagi temen jurusan lukis. ’’Satu anak kudu ngumpulin tiga karya, yang sifatnya tradisional, realis dekoratif, dan kompetensi,’’ jelas Ahmad Harun Al-Rosyid, salah satu panitia yang tengah tugas jaga pameran.
Dikatakan juga kalo karya-karya yang dipamerkan itu merupakan karya pilihan. ’’Karya yang dianggap terbaik diberi kode PRATITA oleh tim panitia,’’ imbuh Harun dari jurusan kriya kayu.
Di antara karya-karya terbaik itu salah satunya lukisan milik Gurdho si ketua pelaksana yang judulnya Sahabat Senja. Masih ada lagi karya Ratna Bayu yang judulnya Di Sudut Dapur Rumahku. Dari kelas DKV terpilih karya milik Silvia Nurga Aftani, berupa packaging Via Boutique dan Putri Rosa Aprilia dengan karya aplikasi corporate identity media promosi.
Sedangkan dari cabang keramik terpilih karya Nur Hadiansyah, yaitu candy cup contemporary. ’’Dari kriya kayu yang terpilih Kursi Santai, eehm... kebetulan itu karya saya,’’ ujar Ahmad Harun tanpa bermaksud nyombong. (gun/arm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar