Musik : RSTH

[Senin, 4 Mei 2009]
Risky Summerbee & The Honeythief
Nggak Bisa Dipandang Sebelah Mata


RISKY Summerbee & The Honeythief (RSTH). Unik sekaligus bikin penasaran. Spontan itu yang muncul di benak Indikasi pas pertama ngedenger nama ini. Yups! Ternyata nama itu juga mencitrakan karya mereka. Seaneh dan seunik namanya, RSTH ngehadirin cita rasa baru dalam belantika musik Indonesia, khususnya di Jogja. Emang ga’ banyak band di Indonesia yang mau (berani,red) nonjolin karakter dan style-nya sendiri buat nambah apresiasi dan warna musik.
Mungkin eksperimental jadi pilihan kata yang pas buat ngegambarin karya-karya RSTH. Lagu-lagu yang mereka ciptain itu bisa melambungkan pendengarnya untuk menikmati beberapa jenis musik. Mulai psychedelic, jazz, folk, blues, progressive ampe pop. Semuanya kayak udah dipaketin jadi satu. “Dalam bermusik, kita nggak cuman ter-influence ama satu-dua genre aja. Kita lebih eksperimental, Coz kita nggak pengen karya kita dibatesi dengan genre. Biar audience aja lah yang ngenilai,” tegas Risky penuh keyakinan.
Dengan ramuan musik yang lebih bersifat eksperimental itu, RSTH punya harapan output yang dihasilin juga lebih berkarakter, sehingga kualitasnya bisa dinikmati secara berbeda oleh berbagai kalangan. Karena Risky punya pandangan, band bisa dikatakan baik jika dinilai dari kualitasnya, bukan dari sebuah nama besar atau region. Dan karyanya itu dapat dinikmati semua pendengar.
Band yang berdiri sejak tengah 2007 ini digawangi empat musisi, Mohammad Risky Sasono (vokal), Erwin Zubiyan (gitar), Dony Kurniawan (bas) dan Nadia Hatta (keyboard).
Di samping musiknya punya karakter, kekuatan lirik yang disuguhi ama RSTH juga begitu dalam looo. Tapi selidik punya selidik, ternyata Risky itu lama loo tinggal di Ingris, sehingga wajar kalo pesan-pesan sosial di dalam liriknya dikemas begitu ciamik dalam bahasa Inggris. “Bukannya kita nggak cinta bahasa Indonesia, tapi menurut kita, bahasa Inggris menjadi bahasa yang pas dan paling sesuai untuk diadaptasikan ama musik kita,” tegas Risky.
Tak kalah heboh, penggarapan album perdana mereka ngabisin waktu kurang lebih satu tahun lho. Maklum, proses ngerjainnya nggak kontinyu kayak band-band kebanyakan. Coz masing-masing personel RSTH juga punya tanggung jawab di luar band. Selain itu, recordingnya juga nggak diambil take by take, tapi secara live. “Proses recording kami lakukan secara live. Coz salah satu letak kekuatan karakter kami adalah pada saat seluruh personel RSTH main bareng, atau nge-jam,” ucap Risky, yang juga komposer musik di Teater Garasi Jogja.
Di album The Place I Wanna Go, RSTH banyak eksplore influence ke beberapa band besar dunia, macem The Beatles, Traffic, Pink Floyd hingga Paul Weller yang pernah ngukir nama lewat The Jam maupun Style Council. So, nggak heran kalo musik Risky Summerbee & The Honeythief sangat kompleks dan nggak bisa di judge hanya dari satu sisi. (fer/why)

Profil :
Risky Summerbee (vokal)
Erwin Zubiyan ( gitar)
Dony Kurniawan (bass)
Nadia Hatta (keyboard)

Discography :
2008 - Music Beyond No Borders Vol II (Yesnowave compilation 2008)
2009 - The Place I Wanna Go (dialectic recordings 2009)
DVD – She Flies Tomorrow (2007)
DVD – The Rise and Fall of A Scoundrel Queen (2007)
DVD – Memoirs of Gandari (2008)

Homebase :
Teater garasi : Labroratory of Theater Creations
Jl. Bugisan selatan 36 A Tegalkenongo-Jogjakarta
Myspace : www.myspace.com/riskysummerbee
Website : www.riskysummerbee.info
Email : mail@riskysummerbee.info
Phone/fax: (+62) 274 415 844
Manajer : (+62) 818 466 189 (Aji’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Download MP3 Movie | DBL Radar Jogja